Dengan ditemukan banyaknya manuskrip muṣḥaf Al-Qur'an di Indonesia serta adanya keterkaitan dengan muṣḥaf cetakan India dalam kurun waktu yang panjang tentu menjadikan Demak tak lepas dari jangkauan muṣḥaf cetakan India tersebut mengingat Demak pernah menjadi kerajaan Islam terbesar di Nusantara. Muṣḥaf cetakan India khususnya model Bombay pada masa lampau amat sangat banyak diminati. Hal ini karena tampilan tulisannya yang mudah dipahami.
Penelitian ini merupakan kajian terhadap ketiga manuskrip muṣḥaf Al-Qur’an cetakan India yang disimpan di Museum Masjid Agung Demak. Adapun pokok dari kajian ini yaitu: pertama, berkaitan dengan karakteristik teks dalam ketiga naskah tersebut; kedua, mengenai penggunaan rasm dalam penulisan Al-Qur’an serta qira’at yang digunakan dalam manuskrip tersebut. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) dan studi kepustakaan (library research) dengan teknik analisis deskriptif.
Dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga manuskrip muṣḥaf tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama. Di mana ketiga muṣḥaf tersebut ditulis dengan tinta berwarna hitam, dengan media tulis menggunakan kertas Eropa tanpa cap (watermark), serta sampul berbahan kulit. Pada setiap kepala surat pasti ditemukan adanya kalimat āyātuhā, kalimātuhā, ḥurūfūhā, jumlah ruku’ dan ikhtilaf. Lingkaran tanpa angka digunakan sebagai penanda akhir ayat. Muṣḥaf dilengkapi dengan tanda waqaf dan tajwid. Terdapat catatan qira’at pada pias halaman. Ditemukan pula beberapa sisipan teks. Pada setiap pembaharuan manzil halamannya terbingkai iluminasi berbentuk floral. Halaman terakhir dari muṣḥaf memuat do’a khatam Al-Qur’an dan kolofon berbahasa Arab. Rasm yang digunakan sudah sesuai kaidah rasm uṣmani, kecuali pada bagian tertentu dikarenakan perbaikan manual dengan tambalan. Qira’at yang digunakan mengikuti qira’at Imam ‘Ashim riwayat Hafs.