Financial Technology (Fintech) merupakan inovasi baru dari kemajuan zaman bidang bisnis. Peer to Peer Lending menjadi salah satu Fintech yaitu sistem yang menggunakan teknologi untuk mempertemukan peminjam dan pemberi pinjaman dalam melakukan transaksi secara online. Meskipun telah mengalami kenaikan pengguna yang cukup signifikan, namun kinerja keuangan Fintech Peer to Peer Lending masih belum stabil. Hal itu di tandai dengan laporan keuangan selama tahun 2020-2022 masih naik dan turun. Kinerja keuangan merupakan bentuk analisis dengan tujuan guna mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangan perusahaan. Penelitian ini memiliki tujuan guna menganalisis pengaruh BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) dan Inflasi terhadap kinerja keuangan Fintech Peer to Peer Lending tahun 2020 – 2022.
Teori Financial Intermediation menjadi teori yang digunakan di dalam penelitian ini. Metode penelitian kuantitatif di gunakan pada penelitian ini dengan data sekunder yang diperoleh dari website perusahaan penyelenggara Fintech Peer to Peer Lending, OJK serta Bank Indonesia. Terdapat 6 sampel di dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Metode analisis data meggunakan bantuan software Eviews 12.
Hasil analisis menunjukan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) dan Inflasi secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan Fintech Peer to Peer Lending tahun 2020-2022. Secara parsial BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan Fintech Peer to Peer Lending tahun 2020 – 2022. Inflasi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan Fintech Peer to Peer Lending tahun 2020 – 2022.