Konflik pada dasarnya merupakan bentuk dinamika dalam masyarakat. Konflik dapat terjadi ketika tidak ada keselarasan dan kesesuaian di dalam masyarakat atau ketika keinginan dua pihak tidak dapat dicapai dengan baik atau disatukan. Namun berbagai permasalahan Konflik sering terjadi seperti pada masa pilkades berlangsung, terutama pada konflik politik pilkades di Desa Kebumen, Kecamatan Tersono. Adanya konflik ini bermula saat kampanye berlangsung. Adapun permasalahannya terbentuk sebuah paguyuban yang Bernama Al-Hikmah yang menjadi paguyuban pertentangan bagi kepala desa yang baru menjabat. Adanya paguyuban tersebut memberikan dampak bagi Masyarakat yaitu Masyarakat desa yang tidak lagi harmonis, dan menjadi terpecah belah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan. Sumber data dalam penelitian ini yakni data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini bersumber langsung dari informan penelitian yang terkait. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari artikel jurnal, buku, serta dokumen-dokumen. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya konflik tersebut berhasil diselesaikan meskipun diawal melakukan negosiasi dengan lawan dengan menawarkan jabatan sebagai kepala dusun, namun pihak lawan menolak dengan tidak mau menerima tawaran yang memenangkan pemilihan, atau yang tak lain yang telah menjadi kepala desa yang baru. Hingga lama nya konflik akhirnya terselesaikan dengan adanya mediasi dengan kedua belah pihak yang ditengahi oleh ketua pilkades. Hasilnya pihak yang kalah menerima kekalahannya tersebut, akan tetapi masih dengan perasaan belum sepenuhnya Ikhlas, dalam artian memiliki hubungan perang dingin, atau konflik batin dengan pihak lawannya. Namun seiring berjalannya waktu pun konflik tersebut telah berlalu.

ABSTRACT:
Conflict is essentially a form of dynamics in society. Conflict can occur when there is no harmony and conformity in society or when the desires of the two parties cannot be well achieved or united. However, various conflict problems often occur, as during the pilkades, especially in the political conflict of the Pilkades in the village of Kebumen, Tersono district. There's a conflict that started as the campaign went on. As for the problem, a paguyuban called Al-Hikmah was formed which became an opposition to the newly appointed head of the village. The existence of the paguyuban has an impact on the community, the village community, which is no longer harmonious, and becomes fragmented.
This research uses qualitative research methods with a case study approach. This kind of research is field research. Data sources in this research are primary data and secondary data. Primary data in this study comes directly from the relevant research informants. Secondary data for this research comes from journal articles, books, and documents. Data collection techniques in this study use observations, interviews, and documentation. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation, and conclusion drawing.
The findings show that the conflict was resolved despite negotiations with the opponent by offering the post of chief of staff, but the opposition refused by refusing to accept an offer that won the election, or no other that had become the new head of the village. Until the long-running conflict was finally resolved by mediation with both sides interrogated by the leader of Pilkades. The result is that the loser accepts his defeat, but still has a feeling of not being completely honest, in the sense of having a cold war relationship, or an inner conflict with his opponent. But as time passed, the conflict had passed.