Politik melanggengkan kekuasaan : studi Deni Alamsah Kepala Desa Gunungmanik, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang
Nurhidayat, Asyadad Mubarok (2024) Politik melanggengkan kekuasaan : studi Deni Alamsah Kepala Desa Gunungmanik, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
![[thumbnail of Skripsi_2006016042_Asyadad_Mubarok_Nurhidayat]](https://eprints.walisongo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Skripsi_2006016042_Asyadad_Mubarok_Nurhidayat.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (3MB)
Abstract
Kelanggengan kekuasaan merupakan fenomena di mana pemimpin atau kelompok berusaha mempertahankan kendali mereka atas pemerintahan untuk jangka waktu yang lama. Beragam keuntungan yang ditawarkan melalui jabatan kepala desa menjadikan para penguasa berupaya untuk mempertahankan kekuasaannya. Sebagai seseorang yang memegang jabatan tertinggi di desa, tentu akan menjadikan kepala desa sebagai sosok yang dikenal oleh masyarakat luas. Tentunya, untuk mempertahankan kekuasaan dibutuhkan strategi dan modal yang harus dikeluarkan. Deni Alamsah selaku kepala desa tiga periode di Desa Gunungmanik juga memiliki modal khusus untuk mempertahankan kemenangannya dalam tiga periode. Untuk mempermudah penelitian dan juga menarik untuk dikaji serta dianalisis yaitu bagaimana struktur sosial, kebudayaan, dan kekuasaan yang memungkinkan Deni Alamsah berkuasa selama tiga periode dan bagaimana kemudian Deni Alamsah menggunakan modal sosial, kultural dan simbolik dalam melanggengkan kekuasaannya.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teori Pierre Bourdie untuk melihat bagaimana Deni menggunakan disposisinya sebagai kepala desa tiga periode untuk membangun hubungan yang kuat dengan warga, dan mengetahui modal yang dimiliki Deni Alamsah untuk melanggengkan kekuasaannya, serta mencakup pemahaman Deni Alamsah tentang arena sosial Desa Gunungmanik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi merupakan prosedur penelitian kualitatif untuk menggambarkan dan menganalisis berbagai kelompok budaya yang menafsirkan pola perilaku, keyakinan dan bahasa yang berkembang dan digunakan oleh suatu kelompok masyarakat dari waktu ke waktu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Deni Alamsah berhasil membangun dan mempertahankan kekuasaannya melalui berbagai bentuk modal yang dimilikinya. Modal sosial Deni terwujud dalam jaringan hubungan yang luas dan kuat dengan masyarakat desa, yang diperoleh melalui partisipasinya dalam berbagai acara keagamaan dan kegiatan sosial. Modal kultural Deni terlihat dari kemampuannya untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan budaya lokal. Selain itu, modal simbolik Deni juga memainkan peran penting dalam memperkuat posisinya sebagai pemimpin. Berbagai program pembangunan infrastruktur yang diinisiasi selama masa kepemimpinannya telah meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memperkuat citranya sebagai pemimpin. Dalam arena sosial Desa Gunungmanik, Deni menggunakan habitusnya yang inklusif dan partisipatif untuk menciptakan persepsi bahwa ia adalah pemimpin yang dekat dengan rakyat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kombinasi dari habitus, modal sosial, kultural, dan simbolik dalam berbagai arena sosial memungkinkan Deni Alamsah untuk mempertahankan kekuasaannya sebagai kepala desa di Desa Gunungmanik. Praktik-praktik ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif tidak hanya bergantung pada kekuasaan formal, tetapi juga pada kemampuan untuk membangun hubungan yang kuat dan menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.
ABSTRACT:
The perpetuation of power is a phenomenon where leaders or groups strive to maintain their control over the government for extended periods. The various benefits offered by the position of village head motivate rulers to retain their power. As someone holding the highest position in the village, the village head naturally becomes a well-known figure among the wider community. To sustain power, strategies and resources are required. Deni Alamsah, who served as the village head for three terms in Gunungmanik Village, also possessed specific resources to maintain his victory over three terms. To facilitate research and provide an interesting subject for study and analysis, this research examines the social, cultural, and power structures that enabled Deni Alamsah to remain in power for three terms, and how he utilized social, cultural, and symbolic capital to perpetuate his rule.
Data analysis in this research employs Pierre Bourdieu's theory to observe how Deni used his disposition as a three-term village head to build strong relationships with the villagers and identify the capital he possessed to sustain his power. It also includes understanding Deni Alamsah’s knowledge of the social arena in Gunungmanik Village in strengthening his position and winning the support of the villagers. This study uses a qualitative method with an ethnographic approach, which is a qualitative research procedure to describe and analyze various cultural groups that interpret patterns of behavior, beliefs, and language developed and used by a community over time.
The results show that Deni Alamsah successfully built and maintained his power through various forms of capital he possessed. Deni's social capital was evident in his extensive and strong network of relationships with the villagers, gained through his participation in various religious events and social activities. His cultural capital was reflected in his ability to blend in and adapt to local culture. Additionally, Deni's symbolic capital played an important role in strengthening his position as a leader. Various infrastructure development programs initiated during his tenure improved the quality of life for the community and reinforced his image as a leader committed to the village’s welfare. In the social arena of Gunungmanik Village, Deni used his inclusive and participatory habitus to create the perception that he was a leader close to the people. This research concludes that the combination of habitus, social, cultural, and symbolic capital across various social arenas enabled Deni Alamsah to maintain his power as the village head in Gunungmanik Village. These practices demonstrate that effective leadership relies not only on formal authority but also on the ability to build strong relationships and create positive changes in the community.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kekuasaan; Kepala desa; Politik |
Subjects: | 300 Social sciences > 320 Political science (Politics and government) > 324 The political process |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > 67201 - Ilmu Politik |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 17 Feb 2025 03:21 |
Last Modified: | 17 Feb 2025 03:21 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/25964 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year