Reformasi pasca orde baru telah membuka keran politik bagi semua elemen masyarakat dalam berbagai jabatan, termasuk jabatan kepala Desa yang diisi oleh perempuan. Pemimpin perempuan sering kali dipandang sebelah mata oleh masyarakat, karena seharusnya yang menjadi pemimpin adalah laki-laki. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dikaji terkait calon kepala Desa Perempuan di Desa Gubugsari Kabupaten Kendal yaitu Nur Azizah yang berhasil keluar sebagai pemenang dengan mengalahkan seorang laki-laki yang juga merupakan petahana. Penelian ini bertujuan untuk melihat bagaimana Nur Azizah membangun tim sukses untuk memenangkan pilkades, dan bagaimana strategi yang dilakukan Nur Azizah dalam memobilisasi pemilih untuk memenangkan Pilkades Desa Gubugsari tahun 2020.
Penelitian ini menggunakan teori mesin politik dan patronase dari Adward Aspinall. Pada penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kualitatif serta pendekatan naratif dengan menyelidiki kehidupan individu-individu dan meminta sesorang atau sekelompok individu untuk menceritakan, lalu informasi tersebut diceritakan kembali oleh peneliti dengan gaya naratif untuk dapat mengetahui kejadian atau fenomena yang terjadi pada saat pemilihan kepala Desa Gubugsari tahun 2020. Data informasi didapatkan melalui wawancara mendalam dengan narasumber yaitu Nur Azizah sebagai calon kepala desa perempuan yang terpilih, tim sukses Nur Azizah, dan masyarakat Desa Gubugsari. informasi juga didapatkan melalui dokumentasi berupa laporan pilkades dan foto foto, serta studi literatur terkait penelitian sebelumnya.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tim sukses berasal dari warga Desa Gubugsari yang aktif di Desa, dikenal banyak orang, dan bisa mempengaruhi masyarakat. yang dimana tugas tim sukses adalah untuk menyebarkan patronase goods dan penghubung antara Nur Azizah dengan masyarakat. Tim sukses Nur Azizah terbagi menjadi sebuah piramida broker yang terdiri dari tim inti, koordinator masing-masing RT, dan broker akar rumput atau partisipan. Sedangakan strategi mobilisasi pemilih yang dilakukan Nur Azizah dengan menggunakan isu perempuan, kepemudaan, dan pembangunan. Selain itu, Nur Azizah juga menggunakan politik patronase untuk mempengaruhi pilihan masyarakat di pilkades 2020 Desa Gubugsari.

ABSTRACT:
Post-New Order reforms have opened up political opportunities for all elements of society in various positions, including the position of village head which is filled by women. Women leaders are often looked down upon by society, because men should be the leaders. Therefore, this research will examine the candidate for female village head in Gubugsari Village, Kendal Regency, namely Nur Azizah, who managed to emerge as the winner by defeating a man who was also the incumbent. This research aims to see how Nur Azizah built a successful team to win the village election, and what strategy Nur Azizah used in mobilizing voters to win the 2020 Gubugsari Village Village Election.
This research uses the theory of political machines and patronage from Adward Aspinall. This research also uses qualitative research methods and a narrative approach by investigating the lives of individuals and asking a person or group of individuals to tell the story, then the information is retold by the researcher in a narrative style to be able to find out about events or phenomena that occurred during the election of the head of Gubugsari Village. 2020. Information data was obtained through in-depth interviews with sources, namely Nur Azizah as the selected candidate for female village head, Nur Azizah's success team, and the people of Gubugsari Village. Information was also obtained through documentation in the form of village election reports and photographs, as well as literature studies related to previous research.
The results of this research show that the successful team came from residents of Gubugsari Village who were active in the village, known to many people, and could influence the community. where the task of the success team is to spread patronage goods and liaise between Nur Azizah and the community. Nur Azizah's success team is divided into a broker pyramid consisting of the core team, coordinators of each RT, and grassroots brokers or participants. Meanwhile, Nur Azizah's voter mobilization strategy uses women's, youth and development issues. Apart from that, Nur Azizah also used patronage politics to influence people's choices in the 2020 village elections in Gubugsari Village.