Langit sebagai atap dalam Al-Qur’ān : kajian tafsīr ilmī
Nailifarikhah, Asri (2023) Langit sebagai atap dalam Al-Qur’ān : kajian tafsīr ilmī. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
![[thumbnail of Skripsi_1904026016_Asri_Nailifarikhah]](https://eprints.walisongo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
1904026016_ASRI NAILIFARIKHAH_SKRIPSI FULL - ASRI NAILIFARIKHAH(1).pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB)
Abstract
Langit merupakan ciptaan Allah yang memiliki berbagai hal di dalamnya. Dalam Al-Qur'ān, kata langit terulang sebanyak 120 kali dalam bentuk tunggal atau mufrad dan 190 kali dalam bentuk jamak. Terdapat berbagai penyebutan langit baik itu langit tujuh, langit tanpa tiang dan lain lain. Ada yang memaknai langit sebagai atap hanya laksana "atap" sebuah bangunan yang posisinya diatas kita selayaknya atap rumah, atap gedung, yang posisinya di atas (bukan di kanan atau kiri) kita dan jika diartikan demikian maka langit itu memiliki pembatas. Sedangkan menurut ilmu astronomi, langit tidak memiliki batas karena begitu luas dan tak terjangkau oleh manusia. Hal ini nampaknya perlu diperjelas bahwa "langit sebagai atap" memaknainya lebih merujuk kepada fungsi sebuah atap dalam bangunan yaitu sebagai pelindung bagi penghuninya. Skripsi ini meneliti ayat-ayat langit yang menyebutkan bahwa diciptakan langit sebagai atap. Sejauh penelusuran penulis, terdapat empat ayat yaitu QS. Al-Baqarah/2:22, QS. Gāfir/40:64, QS. Al-Anbiyā’/21:32 dan QS. Aṭ-Ṭūr/52:5. Ayat-ayat ini ditelaah menggunakan pendekatan tafsir ilmi atau dalam hal ini menggunakan teori-teori ilmiah sebagai pendukungnya. Penelitian ini berbasis pada literatur pustaka yang memiliki keterkaitan dengan objek yang dikaji sehingga penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan makna langit sebagai atap dan fungsi langit sebagai atap bagi kehidupan bumi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa langit sebagai atap dapat dimaknai Langit semesta yang berisi planet dan tata surya karena langit terjaga oleh adanya gaya gravitasi yang menyebar di seluruh semesta. Dalam semesta termasuk di dalamnya atmosfer bumi karena ayat-ayat dalam Al-Qur’ān mengaitkan dengan fenomena hujan dan suburnya tumbuhan. Secara ilmiah, hal ini mengarah pada tugas dan fungsi atmosfer bumi.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Langit; tagsir Al Quran; tafsir ilmi |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Bahrul Ulumi |
Date Deposited: | 08 Mar 2025 01:35 |
Last Modified: | 08 Mar 2025 01:41 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/26148 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year