Kerukunan sebagai entitas yang dinamis harus senantiasa dilakukan penguatan. Strategi penguatan moderasi beragama terus dilakukan oleh Kemenerian Agama. Penelitian ini berfokus pada wacana penguatan moderasi beragama Kementerian Agama Jawa Tengah khususnya pada Gerakan Menyemai Ramah Untuk Masyarakat Rukun (Merah Marun). Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi upaya penguatan moderasi beragama Kemenag Jateng, sekaligus menganalisis secara kritis Gerakan “Merah Marun” Kemenag Jateng. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis, dengan menggunakan teori analisis wacana kritis Norman Fairclough melalui tiga dimensi, yaitu dimensi teks, dimensi praksis sosial, dan dimensi sosiokultural. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga metode, yakni melalui wawancara, dokumentasi, dan studi literatur. Data bersumber dari website Kemenag Jateng yang sesuai dengan topik penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menghasilkan dua kesimpulan, yakni pertama upaya Kemenag Jateng dalam penguatan moderasi beragama telah dilakukan melalui berbagai lini, salah satunya dengan menggagas Gerakan “Merah Marun”. Kedua, terkait analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap wacana Gerakan “Merah Marun”, yakni pada dimensi teks berupaya memberikan penjelasan akan maksud dari Gerakan “Merah Marun”. Dari dimensi praktik wacana, dipengaruhi oleh proses dalam ruang redaksi dan pengalaman yang diperoleh Kakanwil sebagai penggagas. Terakhir, dari dimensi praktik sosiokultural berkaitan dengan identitas Kemenag Jateng sebagai instansi pemerintah yang memilki otoritas penuh dalam merawat kerukunaan.