Pandangan ulama Sunni-Syiah terhadap mahram haji bagi perempuan
Zahroh, Elni Purnia (2024) Pandangan ulama Sunni-Syiah terhadap mahram haji bagi perempuan. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
![[thumbnail of Skripsi_2001056053_Elni_Purnia_Zahroh]](https://eprints.walisongo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Skripsi_2001056053_Elni_Purnia_Zahroh.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB)
Abstract
Berhaji merupakan hal wajib diamalkan oleh orang muslim di seluruh dunia yang sanggup dalam menjalankannya, mencakup laki-laki dan perempuan yang sanggup secara finansial maupun jasmani dan rohani. Namun, bagi perempuan dalam melaksanakan kewajiban Ibadah haji banyak menimbulkan pendapat dikalangan para ulama, termasuk ulama sunni dan syiah. Hal tersebut dikarenakan banyaknya hadits yang melarang bahwa perempuan tidak diperbolehkan bepergian kecuali disertai suami ataupun mahramnya. Maksud dari kajian ini untuk mengetahui pandangan ulama sunni-syiah terhadap mahram haji bagi perempuan. Kajian ini menggunakan penelitian kualitatif (library rescarch) dengan metode deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ulama Hanafi dan Hambali tidak memperbolehkan seorang perempuan melaksanakan perjalanan haji dan umrah kecuali ditemani suami atau mahramnya, jika tidak ditemani suami atau mahramnya boleh, tetapi dihukumi makruh. Sedangkan ulama Syafi’i, Maliki, Muhammad bin Ali atau dikenal dengan Muhammad al-Baqir, dan imam Ja’far ash-Shadiq memberi keringanan dalam perjalanan haji boleh tidak disertai mahram dengan syarat bersama perempuan atau rombongan yang dapat dipercaya, sehingga selama perjalanan haji keamanan dan keselamatannya dapat terjamin.
ABSTRACT:
Hajj is an obligatory act for Muslims worldwide who are capable of performing it, encompassing both financially and physically able men and women. However, for women, fulfilling the obligation of the Hajj ritual has sparked various opinions among scholars, including Sunni and Shia scholars. This is due to the abundance of hadiths prohibiting women from traveling except accompanied by their husbands or mahrams. The purpose of this study is to understand the Sunni-Shia scholars' views on the mahram requirement for women performing Hajj. This study employs qualitative research (library research) with descriptive analytical method. It elucidates that Hanafi and Hambali scholars do not permit a woman to undertake the journey of Hajj and Umrah without being accompanied by her husband or mahram; if unaccompanied, it is considered disliked (makruh). However, Shafi'i, Maliki, Muhammad bin Ali or Muhammad al-Baqir dan imam Ja’far ash-Shadiq scholars provide flexibility in the journey of Hajj, allowing women to travel without mahram as long as they are with trustworthy women or a group, ensuring their safety and security during the pilgrimage.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Mahram; Haji; Perempuan; Ulama; Sunni; Syiah |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.3 Islamic Worship / Ibadah > 297.35 Sacred places (Masjid). Pilgrims (Haji, Umrah) |
Divisions: | Fakultas Dakwah dan Komunikasi > 76201 - Manajemen Haji dan Umrah |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 08 Mar 2025 03:38 |
Last Modified: | 08 Mar 2025 03:38 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/26163 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year