Studi ayat tikrār dalam Surah al-Mursalāt perspektif Ibnu Kaśīr
Izzudin, Muhammad (2023) Studi ayat tikrār dalam Surah al-Mursalāt perspektif Ibnu Kaśīr. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
![[thumbnail of Skripsi_1904026031_Muhammad_Izzudin]](https://eprints.walisongo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
1904026031_Muhammad Izzudin_Lengkap Tugas Akhir - muhammad izzudin.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (2MB)
Abstract
ABSTRAK
Terdapat ayat-ayat Al-Qur’an yang sama terulang dalam surah yang berbeda ataupun dalam satu surah yang sama yang kemudian disebut dengan ayat tikrār. Fenomena ayat tikrār ini dipandang sebagai ayat yang tidak ada gunanya oleh para Orientalis dan dirasa tidak perlu diuraikan. Hal ini dibantah oleh para ulama’ Al-Qur’an yang memandang tikrār adalah bagian dari unsur kemukjizatan Al-Qur’an yang masing-masing dari ayat tikrār memiliki kaidah, fungsi dan tujuan nya tersendiri. Surah Al-Mursalāt sebagai salah satu surah yang memiliki banyak ayat tikrār di dalamnya seperti 10 kali tikrār redaksi ayat yang sama pada ayat “Waylun Yaumaiżin lilmukażżibiin” dan juga terdapat gaya dan bentuk tikrār yang lain dalam surah ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengkaji makna ayat-ayat tikrār dalam surah Al-Mursalāt melalui perspektif salah seorang mufassir yaitu Ibnu Kaśīr dalam kitabnya Al-Qur’an al-Adhim.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk ayat tikrār yang ada pada surah Al-Mursalāt dan bagaimana penafsiran dari Ibnu Kaśīr terkait ayat tikrār dalam surah Al-Mursalāt serta apa saja kaidah dan faidah ayat tikrār yang ada pada surah Al-Mursalāt. Pada penelitian kali ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif (library research) dan menggunakan metode analisis deskriptif.
Hasil temuan dari penelitian adalah terdapat dua bentuk tikrār dalam surah Al-Mursalāt yaitu tikrār secara lafadz sekaligus makna dan tikrār maknanya saja tetapi lafadznya berbeda. Ayat “Waylun Yaumaiżin lilmukażżibiin” adalah salah satu contoh ayat tikrār secara lafadz dan makna namun dalam hal ini kata al-mukażżibiin (orang yang berdusta) tidak bisa disamakan secara keseluruhan. Ibn Kaśīr menafsirkan kata al-mukażżibiin sesuai dengan pembicaraan sebelumnya. Dalam penafsirannya Ibnu Kaśīr menggunakan dua kaidah penafsiran ayat tikrār yaitu 1.Tikrār terkadang terjadi disebabkan banyaknya hal-hal yang bersangkutan dan 2.Tikrār menunjukkan atas perhatian terhadap suatu hal. Dan memiliki faidah seperti at-Ta’zīm, at-Taqrīr, at-Tahwīl, at-Ta’kīd.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tikrār; Al-Mursalāt; Ibnu Kaśīr; Tafsir Ibnu Kaśīr |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Bahrul Ulumi |
Date Deposited: | 08 Mar 2025 04:00 |
Last Modified: | 08 Mar 2025 04:00 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/26166 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year