Relasi sosial umat Konghucu dalam tradisi nasi buceng di Klenteng Tri Dharma Kwan Sing Bio Tuban
Hikmah, Nazilatul (2024) Relasi sosial umat Konghucu dalam tradisi nasi buceng di Klenteng Tri Dharma Kwan Sing Bio Tuban. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
![[thumbnail of Skripsi_1904036051_NAZILATUL HIKMAH_LENGKAP]](https://eprints.walisongo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Skripsi_1904036051_NAZILATUL HIKMAH_LENGKAP.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB)
Abstract
Latar belakang dari penelitian ini adalah membahas tentang relasi sosial pada tradisi nasi buceng yang ada di klenteng Kwan Sing Bio Tuban. merupakan tradisi turun-temurun yang dilakukan oleh jemaat Kong Hu Cu di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban. Umat Kong Hu Cu Kwan Sing Bio Tuban memiliki kebiasaan untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas limpahan hasil bumi yang telah diberikan kepada mereka selama satu tahun penuh serta mengormati arwah leluhur. Tradisi ini juga banyak diiukuti oleh antar umat Bergama (selain umat Kong Hu Cu) yang menjadikan tradisi ini sangat berpengaruh pada kerukunan antar agama di sekitar kelnteng tri dharma kwan sing bio Tuban.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui proses tradisi nasi buceng di Klenteng Tri Dhrama Kwan Sing Bio Tuban, serta untuk mengetahui Relasi Sosial Pada Tradisi Nasi Buceng di Klenteng Tri Dhrama Kwan Sing Bio Tuban. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan Jenis penelitian studi lapangan yang di lakukan di Klenteng Tri Dharma Kwan Sing Bio Tuban. Teori Georg Simmel dianggap sangat relevan dengan penelitian ini karena memfokuskan pada relasi sosial. untuk penelitian ini karena Simmel menunjukkan bagaimana relasi sosial berfungsi sebagai dasar pembentukan masyarakat adalah dasar di mana masyarakat dibangun. Relasi antara komunitas Kong Hu Cu dan Islam menjadi sangat "ada" ketika interaksi individu di dalamnya sangat kuat. Lebih jauh lagi, kerukunan yang merasuk ke dalam masyarakat dengan keyakinan agama yang berbeda merupakan hasil dari relasi sosial antara tokoh masyarakat, tokoh adat, dan umat agama Kong Hu Cu dan Islam.
Dari penelitian ini mengetahui bahwa ada beberapa susunan acara ritual pelaksanaan Tradisi Nasi Buceng di Klenteng Tri Dharma Kwan Sing Bio Tuban : yang pertama yaitu Khing Ho Ping (Sembahyang), sembahyang ini dilakukan oleh para jemaat Kong Hu Cu di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban mulai jam 11 sampai selesai, yang kedua Sembahyang rebutann buceng atau tumpeng, Boo Tho (Sedekah Bumi). Penelitian ini Hasil penelitian yang lain menunjukan bahwa relasi sosial oleh umat Kong Hu Cu pada tradisi nasi buceng ini sangat manjaga relasi antar agama, Seperti pada contoh bentuk-bentuk relasi sosial pada tradisi nasi buceng : 1. Kerjasama, seperti membersihkan Klenteng yang digunakan sebagai tempat peribadatan dalam prosesi tradisi Nasi Buceng. 2. Asimilasi, tradisi nasi buceng merupakan asimilasi dari jawa dan Kong Hu Cu,. 3. Akomodasi, Umat Kong Hu Cu menghentikan aktivitas tradisi nasi buceng sebentar ketika ada suara adzan berkumandang pada saat pelaksanaan tradisi nasi buceng berlangsung, setelah adzan selesai tradisi nasi buceng dilanjut kembali. Hal ini merupakan bukti toleransi beragama umat Kong Hu Cu kepada anatar umat agama lain.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Relasi social; Tradisi; Nasi buceng; Kong Hu Cu |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.28 Islam and other believes |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76234 - Studi Agama-agama |
Depositing User: | Fahrurozi Fahrurozi |
Date Deposited: | 10 Mar 2025 01:59 |
Last Modified: | 10 Mar 2025 01:59 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/26176 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year