Tulisan ini mengkaji temuan yang berupa manuskrip mushaf Al-Qur’an di Museum Sunan Giri Kabupaten Gresik. Dikarenakan studi terhadap karya tulis pada masa lampau diketahui banyak mengandung makna yang cukup signifikan dan memiliki banyak kandungan isi, baik itu mengenai sejarah, karakteristik dan lain-lain, oleh karena itu kajian ini penting dilakukan. Peneliti sebagai masyarakat yang hidup di era modernitas berusaha untuk tetap melestarikan nilai-nilai masa lalu yang positif, dikarenakan sikap seperti ini merupakan sikap yang sangat apresiatif terhadap sejarah dan tradisi. Dengan cara menghargai dan memahami sejarah kita akan bisa mengambil pelajaran dari masa lampau dengan tujuan untuk menghadapi masa sekarang dan tantangan di masa yang akan datang.
Tulisan ini mengkaji mengenai manuskrip mushaf Al-Qur’an yang diakui oleh masyarakat sebagai peninggalan dari keturunan Sunan Giri melalui model penelitian kualitatif berbasis library research dengan tujuan untuk mengetahui sejarah, aspek kodikologi dan aspek tekstologi dari mushaf tersebut.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasannya mushaf tersebut merupakan mushaf dari hasil tulisan tangan keturunan Sunan Giri yang berasal dari Giri Kedaton yang kemudian setelah Sunan Giri beserta keturunan wafat mushaf tersebut juga dipindahkan ke Masjid Ainul Yaqin (Bukit Giri Gajah). Pada tahun 2008 Bupati Gresik pada saat itu berupaya membangun Museum Sunan Giri dengan alasan untuk menjaga dan melestarikan peninggalan Sunan Giri dan keturunannya, akhirnya mushaf tersebut dipindahkan ke Museum Sunan Giri. Manuskrip ini tersusun atas 547 halaman dengan nomor registrasi MG/2003/01/052. Ditulis diatas kertas Eropa menggunakan dua tipe warna tinta, yaitu hitam dan merah dengan ukuran 33×20 cm, dilengkapi watermark berjenis Pro Patria dan countermark bertuliskan huruf AG. Memiliki jumlah kuras 28, terdapat 15 baris tulisan di setiap halamannya yang berjenis tulisan khat Naskhi. iluminasi pada mushaf ini hanya tersisa di bagian awal dan tengah saja. Adapun terkait sistematika penulisan pada mushaf ini menggunakan dua pola rasm yang berbeda, yaitu rasm uthmāni dan imlā’i, terdapat scholia yang berupa tanda maqra’, tanda rubu’ dan urutan juz. Corrupt yang ditemukan pada mushaf ini Sebagian besar bukan berupa kesalahan akan tetapi berupa kerusakan.