Pandangan komunitas beda agama terhadap kesakralan sendang kamulyan : studi kasus di Desa Linggoasri Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan
Maharani, Tiara (2023) Pandangan komunitas beda agama terhadap kesakralan sendang kamulyan : studi kasus di Desa Linggoasri Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
![[thumbnail of Skripsi_2004036002_Tiara Maharani_Full]](https://eprints.walisongo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Skripsi_2004036002_Tiara Maharani_Full.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (3MB)
Abstract
Latar belakang penelitian membahas mengenai kesakralan Sendang Kamulyan yang ada di Desa Linggoasri, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan. Desa Linggoasri merupakan desa yang dihuni oleh beberapa agama dan mampu hidup secara rukun berdampingan, oleh karena itu mendapat julukan sebagai Desa Moderasi Beragama. Berbagai agama yang terdapat di Desa Linggoasri menimbulkan penafsiran yang berbeda terhadap adanya sebuah sendang peninggalan Sunan Kalijaga, meskipun sendang adalah peninggalan dari ulama Islam, namun banyak pengunjung dari berbagai agama yang datang ke Sendang Kamulyan.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui makna kesakralan Sendang Kamulyan di Desa Linggoasri, dan pandangan komunitas beda agama terhadap makna kesakralan Sendang Kamulyan di Desa Linggoasri. Metodologi penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif, dengan strategi penelitian lapangan (field research). Adapun sumber data penelitian yaitu sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu dengan model Miles dan Huberman dalam tiga tahapan, yaitu mereduksi, menyajikan dan menyimpulkan data.
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Pertama, Sendang Kamulyan sebagai sumber mata air menjadi sakral memiliki makna yaitu untuk mensucikan atau memurnikan diri dengan meluruhkan segala bentuk negatif dan bermakna sebagai konservasi sumber daya alam dan lingkungan. Kedua, Pandangan komunitas Islam (Nahdlatul Ulama) terkait Sendang Kamulyan yaitu semua yang terjadi bukan semata-mata karena air dan Sendang Kamulyan, melainkan karena kehendak Allah SWT. Hal semacam itu tidaklah syirik dinamakan tahadduts bin ni’mah, dan air atau sendang hanya menjadi perantara atau wasilah dalam proses penyembuhan dan hajat lainnya. Pandangan umat Hindu terkait kesakralan sendang yaitu mata air di Sendang Kamulyan, sebagai media untuk pembersihan atau penyucian, sehingga menjadi salah satu syarat untuk melakukan upacara atau ritual di agama Hindu.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Komunitas; Agama; Sakral; Sendang Kamulyan |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.28 Islam and other believes > 297.289 Islam and atheism |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76234 - Studi Agama-agama |
Depositing User: | Fahrurozi Fahrurozi |
Date Deposited: | 10 Mar 2025 07:19 |
Last Modified: | 10 Mar 2025 07:19 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/26200 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year