Wacana tentang pluralisme seringkali tersingkirkan dengan keberadaan konflik di masyarakat yang menyebabkan kita lupa bahwa kita hidup di negara yang bhineka. Setiap orang pasti memiliki sifat egois dan jika kita tidak bisa mengendalikan, mengakibatkan bentrokan yang membuat hidup seseorang menjadi kompetitif. Masyarakat Indonesia sudah paham bahwa hidup ini bersifat plural, tetapi mereka sering melupakan kesadaran (kepahaman yang bukan hanya sekedar paham keilmuannya, tetapi diaplikasikan dalam kesehariannya). Oleh sebab itu, kita perlu membawa kembali wacana pluralisme melalui toleransi beragama. Hal tersebut berkaitan dengan surah al-Ka>firu>n yang menerangkan praktik dan anjuran bertoleransi antar umat beragama dan mengandung signifikansi humanisme, keharmonisan, keselarasan kepada penganut agama lainnya. Alasan mengapa perlu dilakukan penelitian dengan pendekatan tafsi>r maqa>s}idi, sebab ia berusaha menggali maqa>s}id (tujuan, hikmah, maksud, dimensi makna terdalam dan signifikansi) yang ada di balik teks, dan mengaitkannya dengan maqa>s}id syari>’ah yang enam yang belum pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik penelitian kepustakaan (library research). Data primer yang digunakan untuk penelitian ini ialah Al-Qur’an dan Terjemahan Al-Qur’an Kemenag RI dan data sekunder berupa Tafsi>r al-Qur’a>n al-Az}i>m karya Ibnu Katsi<r, Tafsi>r Ja>mi‘ al-Baya>n wa Ta’wi>l al-Qur’a>n karya at-Tha<bari, Tafsi>r Ja>mi‘ li Ah}ka>m al-Qur’a>n karya al-Qurt}ubi>, Tafsi>r al-Mara>gi> karya Imam Ahmad Mustofa al-Mara<gi>, Tafsi>r al-Misba>h karya Quraish Shihab, Tafsi>r al-Muni>r karya Wahbah az-Zuhaili, Tafsi>r an-Nu>r karya Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddiegy, dan penelitian yang relevan. Kemudian teknik analisa dengan menggunakan metode deskriptif-analitik yang menerapkan pendekatan tafsi>r maqa>s}id Abdul Mustaqim.
Hasil penelitian yang penulis temukan pertama korelasi toleransi beragama dengan surah al-Ka>firu>n dijelaskan pada ayat terakhir yakni Nabi Muhammad membebaskan kepada orang kafir Quraisy untuk memeluk agama sesuai tanpa harus memaksakan orang lain. Kemudian kita harus memperhatikan batasan dalam bertoleransi beragama dan adanya sikap toleransi beragama, maka dapat membantu mencegah konflik dan kekerasan, sebab dari perbedaan agama melalui menolak setiap diskriminasi dan kekerasan atas dasar agama. Hal tersebut dapat memperkuat persatuan serta kedamaian negara. Kedua, dalam surah al-Ka>firu>n terdapat unsur-unsur maqa>s}id diantaranya: H{ifz}u an-nafs, h}ifz}u al-ma>l, h}ifz}u an-nasl, h}ifz}u al-‘aql. Terdapat juga maqa>s}id Al-Quran berupa nilai-nilai fundamental dalam surah al-Ka>firu>n yang meliputi: nilai keadilan (al- ‘Adālah), nilai humanisme (al-insa>niyyah), nilai kebebasan dan tanggung jawab (al-h}uriyyah wa al-mas’uliyyah).