Tradisi adalah sesuatu yang di wariskan dari nenek moyang yang berbentuk dalam kegiatan seperti salah satunya adalah megunjungi makam leluhur. Umat Tionghoa mempunyai tradisi Ceng Beng yaitu mendatangi makam leluhur atau kerabat yang sudah meninggal dunia. Penelitian ini membahas tentang Sejarah Rasadharma dan asal usul Ceng Beng Gus Dur yang dilakukan oleh Komunitas Sosial Boen Hian Tong (Rasadharma) di Semarang. Tujuan penelitian ini adalah mencari makna dan prosesi tradisi Ceng Beng Gus Dur dari sudut pandang umat Tionghoa sendiri dan warga Nahdlatul Ulama. Penelitian ini merupakan dengan memakai teori tradisi, Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga metode yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penulis memperoleh data dari pengurus Komunitas Sosial Boen Hian Tong (Rasadharma) dan beberapa informan lainnya yang sesuai dengan topik penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, penulis mendapatkan hasil berupa makna tradisi Ceng Beng Gus Dur ialah untuk mengingat kebajikan dari tokoh Abdurrahman Wahid. Karena beliau umat Tionghoa seperti sekarang. Gus Dur dalam Nahdlatul Ulama juga membawa pengaruh yang besar dalam masa kepengurusannya, sehingga menurut warga Nahdlatul Ulama tradisi Ceng Beng Gus Dur boleh saja dilakukan dengan syarat tidak melenceng dari norma yang ada