Laporan keuangan merupakan alat penyedia informasi penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Namun demikian, masih banyak kasus kecurangan laporan keuangan yang disengaja maupun tidak disengaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya kecurangan dalam laporan keuangan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang kemudian hasil dari perhitungan rasio perusahaan tersebut digolongkan sebagai manipulator, grey company dan non-manipulator.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dan data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Analisis data dilakukan dengan menggunakan lima jenis rasio keuangan yang terdapat dalam metode Beneish Ratio Index yaitu Days Sales in Receivable Index (DSRI), Gross Margin Index (GMI), Asset Quality Index (AQI), Sales Growth Index (SGI), dan Total Accrual To Total Assets Index (TATA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2021 terdapat 1 perusahaan atau sebesar 6% perusahaan tergolong sebagai manipulator, 4 perusahaan atau sebesar 22% perusahaan tergolong sebagai grey company, dan 13 perusahaan atau sebesar 72% perusahaan tergolong sebagai non-manipulator. Kemudian pada tahun 2022 tidak terdapat perusahaan yang tergolong sebagai manipulator, 5 perusahaan atau sebesar 28% perusahaan tergolong sebagai grey company, dan 13 perusahaan atau sebesar 72% perusahaan yang tergolong sebagai non-manipulator.