Pekerja Rumah Tangga (PRT) merupakan salah satu kelompok pekerja informal yang sering kali rentan terhadap eksploitasi, ketidakadilan upah, dan minimnya perlindungan hukum. Serikat Pekerja Rumah Tangga (SPRT) Merdeka di Kota Semarang hadir sebagai organisasi yang berupaya memperjuangkan hak-hak perempuan PRT, terutama dalam hal kesejahteraan, perlindungan hukum, dan upah yang adil. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pemberdayaan yang dilakukan oleh SPRT Merdeka terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan hukum bagi perempuan PRT di Kota Semarang.
Dengan menggunakan teori modal sosial Robert Putnam sebagai kerangka konseptual, penelitian ini mengungkap bahwa adanya elemen kepercayaan, norma, dan jaringan dalam SPRT Merdeka telah berkontribusi secara signifikan terhadap pemberdayaan perempuan PRT. Melalui program pendidikan, pelatihan keterampilan, serta advokasi kebijakan, SPRT Merdeka berhasil meningkatkan kesadaran anggota terhadap hak-hak mereka, memperkuat posisi tawar PRT dalam hubungan kerja, serta menciptakan solidaritas kolektif di antara mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan melalui SPRT Merdeka tidak hanya berdampak pada peningkatan kesejahteraan ekonomi anggota, tetapi juga memperkuat perlindungan hukum dan kesetaraan dalam upah yang diterima PRT. Meskipun demikian, tantangan utama yang masih dihadapi adalah belum disahkannya RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT), yang sangat dibutuhkan untuk memberikan landasan hukum yang lebih kokoh.
Penelitian ini merekomendasikan penguatan program pemberdayaan yang berkelanjutan dan advokasi kebijakan yang lebih intensif, terutama untuk mendesak pengesahan RUU PPRT, sehingga hak-hak PRT dapat terlindungi dengan lebih baik di masa mendatang.

ABSTRACT:
Domestic Workers (PRT) are part of the informal workforce that is often vulnerable to exploitation, unfair wages, and minimal legal protection. The Domestic Workers’ Union (SPRT) Merdeka in Semarang City operates as an organization striving to advocate for the rights of female domestic workers, especially in areas of welfare, legal protection, and fair wages. This study aims to analyze the impact of empowerment efforts by SPRT Merdeka on the social, economic, and legal conditions of female domestic workers in Semarang City.
Using Robert Putnam's social capital theory as a conceptual framework, this research reveals that the presence of trust, norms, and networks within SPRT Merdeka significantly contributes to the empowerment of female domestic workers. Through education programs, skills training, and policy advocacy, SPRT Merdeka has successfully raised members' awareness of their rights, strengthened their bargaining power in employment relationships, and fostered collective solidarity among workers.
The findings of this study indicate that the empowerment provided by SPRT Merdeka has not only improved the economic welfare of its members but also enhanced their legal protection and ensured fair wages. However, a major challenge remains the lack of legal recognition due to the pending passage of the Domestic Workers' Protection Bill (RUU PPRT), which is critical for providing a stronger legal foundation.
This research recommends reinforcing ongoing empowerment programs and intensifying policy advocacy, particularly to push for the enactment of the RUU PPRT, ensuring better protection of domestic workers' rights in the future.