Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kutoharjo, Kaliwungu, yang terkenal dengan tradisi otentiknya, yaitu tradisi Weh-wehan, tradisi ini merupkan sebuah tradisi saling berbagi makanan yang dilakukan oleh masyarakat Kaliwungu, Kabupaten Kendal. Tradisi ini dilaksanakan setiap tanggal 12 Rabiul Awal, yang merupakan waktu lahirnya Nabi Muhammad SAW. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana masyarakat memaknai tradisi Weh-wehan serta bagaimana tradisi ini mempengaruhi hubungan antar tetangga dan kerabat.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian naratif deskriptif dan dianalisis menggunakan teori solidaritas sosial dari Emile Durkheim. Data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Weh-wehan memainkan peran penting dalam memperkuat solidaritas sosial di masyarakat.
Hasil dari penelitian ini adalah (1) Masyarakat memandang tradisi Weh-wehan sebagai momen saling berbagi atas hari lahirnya nabi Muhammad SAW, sekaligus memandang tradsi Weh-wehan sebagai tradisi otentik dari Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal. (2) Penelitian juga menunjukkan bahwa tradisi Weh-wehan memiliki pengaruh yang signifikan dalam memperkuat solidaritas sosial. Dalam konteks internal masyarakat, tradisi ini berperan dalam mempererat ikatan kekeluargaan. Melalui kegiatan saling berbagi antara satu sama lain menghasilkan kedekatan emosional yang lebih kuat terhadap sanak saudara. Di sisi lain, dalam lingkup eksternal, tradisi Weh-wehan memainkan peran penting dalam memperkokoh hubungan antar masyarakat secara lebih luas. Melalui partisipasi dalam acara-acara tradisional ini, masyarakat dapat membangun jaringan sosial yang lebih kuat.

ABSTRACT:
This research was conducted in the Kutoharjo Subdistrict, Kaliwungu, which is known for its authentic tradition, the Weh-wehan tradition. This tradition involves the sharing of food among the people of Kaliwungu, Kendal Regency. It is held annually on the 12th of Rabiul Awal, marking the birth of Prophet Muhammad SAW. The purpose of this research is to understand how the community interprets the tradition of Weh-wehan and how this tradition influences the relationships among neighbors and relatives.
This study employs a descriptive narrative research method and is analyzed using Emile Durkheim's theory of social solidarity. Data were collected through observation, interviews, documentation, and literature studies. The findings indicate that the Weh-wehan tradition plays a crucial role in strengthening social solidarity within the community.
The results of this study are: (1) The community views the Weh-wehan tradition as a moment of sharing in celebration of the birth of Prophet Muhammad SAW and also regards it as an authentic tradition of the Kutoharjo Subdistrict, Kendal Regency. (2) The research also shows that the Weh-wehan tradition has a significant impact on strengthening social solidarity. Internally, the tradition helps to strengthen family bonds. Through the act of sharing, stronger emotional connections are formed among relatives. Externally, the Weh-wehan tradition plays a vital role in reinforcing broader community relationships. Participation in these traditional events enables the community to build stronger social networks.