Partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana : studi di Desa Telukwetan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara

Nastiti, Wuri (2023) Partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana : studi di Desa Telukwetan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_19060126130_Wuri_Nastiti] Text (Skripsi_19060126130_Wuri_Nastiti)
Skripsi_19060126130_Wuri_Nastiti.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Fenomena minimnya partisipasi laki-laki dalam penggunaan kontrasepsi yang terjadi menyebabkan banyak Wanita harus menanggung akibat dari penggunaan kontrasepsi yang mereka gunakan. Banyaknya pandangan bahwa kontrasepsi adalah kewajiban bagi perempuan masih banyak melekat pada peimikiran masyarakat sehingga perempuan menjadi pihak yang paling banyak merasakan efek dari penggunaan kontrasepsi. Fenomena serupa juga terjadi Di Desa Telukwetan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara namun diantara fenomena minimnya partisipasi laki-laki tersebut masih ada laki-laki yang mau mengambil peren sebagai akseptor kontrasepsi. sudah semestinya tanggungjawab dalam penggunaan kontrasepsi menjadi tanggung jawab bersama dalam keluarga
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan, pendekatan deskriptif dan metode kualitatif dengan teori Tindakan Sosial Max Weber. Dalam teorinya Max Weber memandang Tindakan Sosial sebagai suatu tindakan yang didasari oleh motif tertentu yang bersifat subjektif. Dalam teori Tindakan sosial Max Weber dibagai menjadi empat Tindakan yaitu Tindakan sosial instrumental, Tindakan Sosial tradisional Tindakan sosial nilai dan Tindakan sosial afektif yang dalam teorinya menyaratakan bahwa dalam setiap Tindakan individu mempunyai motif yang berbeda. Adapun penelitian ini mengkaji pandangan laki-laki tentang adanya kontrasepsi, faktor yang mendorong keterlibatan laki-laki dan dampak keterlibatan laki-laki sebagai akseptor.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa adanya pandangan tentang kesadaran bahwa kontrasepsi bukan lagi sebagai peran perempuan yang didasari pada pengetahuan yang baik, pengambilan peran sebagai akseptor pria di dasarkan pada tanggung jawab bersama untuk menggunakan kontrasepsi, dan pandangan bahwa kontrasepsi bukan hal yang tabu apabila di bicaran oleh laki-laki. Partisipasi laki-laki sebagai akseptor juga di latar belakangi beberapa faktor yaitu adanya perasaan kasih sayang, kemampuan ekonomi, kesehatan pasangan, persetujuan berasama, ajakan dari penyuluh keluarga berencana serta nilai agama yang tidak melarang penggunaan kontrasepsi bagi laki-laki menjadi bagian penting sebagai faktor pendorong keterlibatan laki-laki dalam keluarga berencana. Adapun dampak yang timbul dari keterlibatan laki-laki dalam penggunaan kontrasepsi yaitu dampak ekonomi dimana gizi dan Pendidikan anak bisa terjamin, dampak sosial yang menyebabkan mulai terbukanya pandangan laki-laki terhadap keluarga berencana membangan kedekatan relasi antara suami dan istri serta anak.

ABSTRACT:
The phenomenon of minimal male participation in the use of contraception has caused many women to have to bear the consequences of their use of contraception. The view that contraception is an obligation for women is still widely embedded in society's thinking, so that women are the ones who feel the effects of contraceptive use the most. A similar phenomenon also occurs in Telukwetan Village, Welahan District, Jepara Regency, but among the phenomenon of minimal male participation, there are still men who want to take peren as contraceptive acceptors. The responsibility for using contraception should be a shared responsibility within the family
This research uses field research, a descriptive approach and qualitative methods using Max Weber's Social Action theory. In his theory, Max Weber views social action as an action based on certain subjective motives. In Max Weber's theory of social action, it is divided into four actions, namely instrumental social action, traditional social action, value social action and affective social action, which in his theory states that in each action individuals have different motives. This research examines men's views regarding the existence of contraception, factors that encourage men's involvement and the impact of men's involvement as acceptors.
The results of this research show that there is a view regarding awareness that contraception is no longer a woman's role which is based on good knowledge, taking the role as a male acceptor is based on shared responsibility for using contraception, and the view that contraception is not taboo when discussed. by men. The participation of men as acceptors is also based on several factors, namely feelings of affection, economic ability, partner's health, mutual consent, invitations from family planning instructors and religious values that do not prohibit the use of contraception for men which are important as motivating factors. men's involvement in family planning. The impacts that arise from men's involvement in the use of contraception are the economic impact where children's nutrition and education can be guaranteed, the social impact which causes men to begin to open up their views on family planning, developing close relationships between husband and wife and children.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Partisipasi; Laki-laki; Keluarga Berencana; Kontrasepsi; Dampak
Subjects: 300 Social sciences > 360 Social services; association > 363 Other social problems and services
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > 69201 - Sosiologi
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 14 May 2025 04:38
Last Modified: 14 May 2025 04:38
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/26392

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics