Pelecehan seksual di ranah virtual melalui media sosial Telegram : studi pada akun Telegram @chatbot

Hidayat, Yusuf Fajar (2024) Pelecehan seksual di ranah virtual melalui media sosial Telegram : studi pada akun Telegram @chatbot. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_2006026032_Yusuf_Fajar_Hidayat] Text (Skripsi_2006026032_Yusuf_Fajar_Hidayat)
Skripsi_2006026032_Yusuf_Fajar_Hidayat.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Pelecehan seksual di ranah virtual sejalan dengan populernya media sosial. Telegram merupakan salah satu media sosial yang seringkali digunakan sebagai ruang pelecehan seksual. Pelecehan seksual ini terjadi pada akun anonymous chat, salah satunya bernama @chatbot. Melalui akun @chatbot seseorang dapat berinteraksi secara anonim atau tidak dapat diketahui identitasnya. Sifat anonimitas pada akun @chatbot membuat penggunanya berani melakukan tindak pelecehan seksual karena tidak akan diketahui oleh orang lain. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan bentuk, proses terjadinya, dan dampak yang ditimbulkan dari pelecehan seksual di ranah virtual melalui media sosial telegram pada akun @chatbot.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan netnografi. Jenis penelitian ini adalah penelitian digital. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer dalam penelitian ini bersumber dari informan penelitian, yaitu admin akun @chatbot dan pengguna akun @chatbot. Sedangkan data sekunder bersumber dari buku, artikel jurnal, serta dikukem lainnya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi langsung, wawancara tidak terstruktur dengan informan yang dipilih melalui teknik purposive, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teori kekerasan simbolik milik Pierre Bourdieu.
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa terdapat berbagai bentuk pelecehan seksual yang terjadi pada akun telegram @chatbot, yaitu secara verbal dan grafis. Pelecehan seksual secara verbal meliputi ajakan melakukan aktivitas seksual, pertanyaan yang bersifat seksual, body shaming, dan humor seksis. Sedangkan pelecehan seksual secara grafis meliputi cyber flashing, deepfake, dan konten pornografi. Pelecehan seksual terjadi karena beberapa hal, diantarnya interaksi yang bersifat anonim, adanya budaya patriarki, dan stigma yang melekat pada setiap pengguna. Berbagai bentuk pelecehan tersebut memiliki dampak yang berbeda-beda yang dirasakan oleh korban dan pelaku. Korban akan mengalami rasa takut, risih, cemas dan trauma sehingga akan lebih berhati-hati dan cenderung lebih tertutup dalam berinteaksi saat menggunakan akun telegram @chatbot. Sedangkan pelaku akan merasakan kesenangan, kepuasan, dan peraaan tidak bersalah. Pelaku cenderung akan bersifat agresif dalam berinteraksi sehingga mengalami kesulitan ketika membangun relasi dengan orang lain.

ABSTRACT:
Sexual harassment in cyberspace goes hand in hand with the popularity of social media. Telegram is a social media that is often used as a space for sexual harassment. This sexual harassment occurred on anonymous chat accounts, one of which was named @chatbot. Through the @chatbot account, someone can interact anonymously or whose identity cannot be known. The anonymity of the @chatbot account makes its users dare to commit acts of sexual harassment because other people don't know about it. Therefore, the aim of this research is to explain the form, process of occurrence and impact of sexual harassment in cyberspace via telegram social media on the @chatbot account.
This research is qualitative research with a netnographic approach. This type of research is digital research. The data sources used in this research are primary and secondary data. Primary data in this research comes from research informants, namely the @chatbot account admin and @chatbot account users. Meanwhile, secondary data comes from books, journal articles and other documents. Data collection techniques in this research used direct observation, unstructured interviews with informants selected through purposive techniques, and documentation. Data analysis is carried out by reducing data, presenting data, and drawing conclusions. Data analysis in this research uses Pierre Bourdieu's theory of symbolic violence.
The results of this research found that there were various forms of sexual harassment that occurred on the @chatbot telegram account, namely verbal and graphic. Verbal sexual harassment includes invitations to engage in sexual activity, questions of a sexual nature, body shaming, and sexist humor. Meanwhile, graphic sexual harassment includes cyber flashing, deepfakes and pornographic content. Sexual harassment occurs due to several reasons, including anonymous interactions, the existence of a patriarchal culture, and the stigma attached to each user. These various forms of harassment have different impacts felt by victims and perpetrators. Victims will experience fear, discomfort, anxiety and trauma so they will be more careful and tend to be more closed in their interactions when using the @chatbot telegram account. Meanwhile, the perpetrator will feel pleasure, satisfaction and a feeling of innocence. Perpetrators tend to be aggressive in interactions so they experience difficulties when building relationships with other people.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Pelecehan seksual; Virtual; Media sosial; Telegram
Subjects: 300 Social sciences > 360 Social services; association > 362 Social welfare problems and services
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > 69201 - Sosiologi
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 15 May 2025 06:20
Last Modified: 15 May 2025 06:20
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/26413

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics