Ayat-ayat poligami dalam perspektif Husein Muhammad Dan Amina Wadud
Nazifah, Fikrotun (2023) Ayat-ayat poligami dalam perspektif Husein Muhammad Dan Amina Wadud. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
![[thumbnail of Skripsi_1904026114_Fikrotun_Nazifah]](https://eprints.walisongo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
1904026114-Fikrotun Nazifah-Full Skripsi - Fikrotun Nazifah.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB)
Abstract
Poligami merupakan problem yang saat ini masih menjadi perbincangan dari kalangan masyarakat, ulama klasik dan modern. Praktik poligami dikampenyekan lewat berbagai media sosial dan seminar. Seminar dilakukan oleh coach Hafidin dan rekan-rekannya dengan tarif yang cukup tinggi. Seiring berjalan waktu, banyak menimbulkan pendapat dikalangan umum ada yang setuju pada poligami dan tidak setuju pada poligami. Kondisi seperti ini, peneliti tertarik untuk menganalisis tentang ayat-ayat poligami perspektif Husein Muhammad dan Amina Wadud.
Pada penelitian ini penulis mengambil tiga rumusan masalah, yaitu bagaimana Husein Muhammad dan Amina Wadud dalam memahami al-Qur’an surat al-Nisa> ayat 3 dan 129, bagaimana perbandingan pemikiran Husein Muhammad dan Amina Wadud tentang poligami dan bagaimana kontekstualisasi penafsiran ayat tentang poligami di masa kini.
Penelitian ini bersifat kepustakaan (library research dan sumber data yang digunakan buku Husein Muhammad “Poligami: Sebuah Kajian Kritis Kontemporer Seorang Kiai dan buku Amina Wadud “Wanita di dalam Al-Qur’an” terj. Yaziar Radianti, sedangkan sumber sekunder diperoleh dari jurnal, buku dan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.
Hasil dari penelitian ini yaitu, pertama, Husein Muhammad dan Amina Wadud memahami al-Qur’an surat al-Nisa> ayat 3 dan 129 yaitu tentang ketidakadilan pengasuh anak yatim. Kedua, Husein Muhammad membolehkan poligami dengan persulit persyaratan, sedangkan Amina Wadud menolak poligami. Ketiga, Husein Muhammad dan Amina Wadud sependapat bahwa keadilan tidak dapat diwujudkan oleh laki-laki yang berpoligami. Keempat, Husein Muhammad berpendapat bahwa yang dimaksud keadilan yaitu materi dan mental-psikologis, sedangkan Amina Wadud keadilan materi dan immateri. Kelima, konteks poligami masa kini, dimana laki-laki yang ingin berpoligami atas dasar mengikuti sunah Nabi, akan tetapi ada maksud tertentu dalam hal tersebut, dimana berpoligami secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan istri. Hal ini berarti poligami bukan atas dasar mengikuti Nabi, tetapi untuk mengikuti hawa nafsu.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Poligami; Husein Muhammad; Amina Wadud; nikah |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Bahrul Ulumi |
Date Deposited: | 22 May 2025 02:07 |
Last Modified: | 22 May 2025 02:07 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/26459 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year