ABSTRAK
Mayoritas ulama memaknai qalb sali>m sebagai hati yang tenang, yaitu hati yang selamat dan selalu mentauhidkan Allah SWT. Akan tetapi hal itu berbeda dengan Quraish Shihab yang memaknai qalb sali>m secara lebih luas dan mencakup makna yang bersifat psikologis. Selain itu, penulis mengambil tema qalb sali>m karena tema itu tidak banyak dikaji di kalangan akademik dan tema tersebut biasanya hanya digunakan pada acara-acara keagamaan seperti penajian, khutbah dan acara keamaan lainnya. Padahal sejatinya, qalb sali>m berperan penting bagi kehidupan manusia mengingat bahwa qalb sendiri dimaknai sebagai pusat kendali dalam tubuh manusia. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana konsep qalb sali>m menurut Quraish Shihab dalam Tafsi>r Al-Misba>h{, Bagaimana Quraish Shihab memaknai qalb sali>m lebih bersifat spikologis daripada bersifat teologis.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan library research, yang mengumpulkan seumber data primer dan sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu Tafsi>r Al-Misba>h{ dan karya-karya Quraish Shihab, dan sumber data sekunder ini yaitu buku, jurnal dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang telah dikumpulkan diolah dengan cara menginventarisasi dan menyortir datanya. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif analisis.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa, Quraish Shihab menafsirkan ayat-ayat tentang qalb sali>m secara konsisten dan saling berkaitan dengan ayat sebelumnya. Dalam Tafsi>r Al-Misba>h{ dijelaskan bahwa qalb sali>m adalah hati yang bersih dan suci dari segala bentuk kemusyrikan atau seputar makna yang bersifat teologis. Akan tetapi, dalam beberapa hal Quraish Shihab memaknai qalb sali>m sebagai hati yang lebih bersifat psikologis atau hal-hal yang berhubungan dengan manusia. Kemudian ciri-ciri hati yang dikatakan sebagai qalb sali>m menurut Quraish Shihab yaitu, hati yang terhindar dari sifat fanatisme buta, angkuh, benci, dendam, kikir dan loba. Hal inilah yang membedakan antara penafsiran Quraish Shihab dengan mayoritas ulama yaitu, memaknai qalb sali>m lebih bersifat spikologis daripada bersifat teologis.