Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalissi kecerdasan emosional anak-anak fatherless di desa Kalikondang Demak serta dampak fatherless terhadap anak-anak dalam kecerdasan emosional. Ayah sosok pertama di keluarga yang mampu membentuk kecerdasan emosional pada anak, tetapi pada faktanya banyak anak yang kehilangan peran ayah di masa perkembangannya disebabkan kondisi fatherless yang dialami. Negara Indonesia menduduki predikat fatherless country ke tiga di dunia, sebab budaya patriarki yang masih melekat di masyarakat bahwa segala pengasuhan dan mendidik anak sepenuhnya hanya tugas ibu saja. Pada pra penelitian di lapangan ditemukan anak mengalami permasalahan terhadap kecerdasan emosional yang dimiliknya tidak stabil dan menjadi individu pemarah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus, dalam mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan dokumenatsi. Sumber data primer adalah anak-anak fatherless dan ibu. Metode analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa anak-anak yang mengalami fatherless di desa Kalikondang Demak, menunjukkan perbedaan dalam kecerdasan emosional. Dari ketiga subjek, TKN memiliki kecerdasan yang masih lemah, dilihat dalam mengelola emosi masih buruk suka memberontak dan mengamuk, menarik diri dari lingkungan sosial, dan memiliki kepekaan rendah terhadap orang lain. Subjek NA mengalami fatherless yang secara keseluruhan berhasil memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Sedangkan MRA dalam kecerdasan emosional yang masih rendah dalam mengelola emosi, mengenali emosi orang lain, tetapi dalam membina hubungan dengan sosialnya sangat baik. Dampak yang muncul dari ketiga subjek yang mengalami fatherless dalam kecerdasan emosional seperti pemalu, cenderung egois, memiliki empati tinggi, mudah bergaul, rendah tingkat percaya diri, dan mudah terpengaruh dari lingkungan sekitar.