Tradisi Nyadran Kubur merupakan tradisi lokal yang melibatkan kegiatan besik makam, ziarah kubur, doa bersama, dan pengajian yang mengandung nilai-nilai pendidikan Agama Islam. Namun di tengah arus globalisasi, Masyarakat kebanyakan kurang memahami penerapan pendidikan Agama Islam seperti apa yang terkandung didalam tradisi nyadran kubur, hanya sebagian atau beberapa pelaku sejarah, terdapat pula kekhawatiran bahwa tradisi Nyadran Kubur ini akan semakin dilupakan oleh generasi muda.
Penelitian ini mengambil fokus permasalahan 1). Bagaimana prosesi pelaksanaan tradisi Nyadran kubur yang dilaksanakan masyarakat Dusun Mundingan Desa Cepoko Kecamatan Gunungpati Kota Semarang?, dan 2). Bagaimana Relevansi tradisi Nyadran Kubur yang dilaksanakan masyarakat Dusun Mundingan Desa Cepoko Kecamatan Gunungpati Kota Semarang dengan pendidikan Agama Islam?. Adapun tujuan penulis mengangkat judul ini adalah untuk mengkaji peran tradisi Nyadran Kubur dalam pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di Dusun Mundingan, Desa Cepoko, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang melibatkan observasi dan wawancara secara langsung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi Nyadran Kubur berkontribusi signifikan dalam mengajarkan nilai-nilai seperti berbakti kepada orang tua (birrul walidain), mengingat kematian, mengingat akhirat, dan mempererat tali silaturrahim. Tradisi ini juga memberikan pemahaman tentang materi pendidikan Agama Islam seperti Al-Qur’an Hadis, sejarah kebudayaan Islam, Fiqih, memperkuat akhlak dan aqidah yang benar. Nyadran Kubur tidak hanya menjadi warisan budaya, akan tetapi juga sebagai media pendidikan yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat. Dengan demikian, tradisi ini berperan penting dalam mempertahankan dan memperkuat pendidikan Agama Islam di lingkungan masyarakat.