Merawat kelestarian lingkungan : kajian komparatif Tafsīr Mafātīh Al-Ghaīb dan Tafsīr Al-Marāghī terhadap ayat-ayat ekologi

Samuri, Marsa Ardannauval (2023) Merawat kelestarian lingkungan : kajian komparatif Tafsīr Mafātīh Al-Ghaīb dan Tafsīr Al-Marāghī terhadap ayat-ayat ekologi. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1904026127_Marsa_Ardannauval_Samuri] Text (Skripsi_1904026127_Marsa_Ardannauval_Samuri)
1904026127_Marsa Ardannauval Samuri_Tugas Akhir - Ardan Nauval.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

Rusaknya kelestarian lingkungan di bangsa kita sejak dahulu menjadi problem hal yang sangat memprihatinkan. Kerusakan tersebut tidak hanya berdampak pada kondisi makhluk hidup hewan dan tumbuhan saja, melainkan juga sisi sosial ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu, pentingnya kesadaran masyarakat dalam merawat sebuah lingkungan demi menghasilkan keseimbangan, baik dalam hal ekonomi maupun sosial. Skripsi ini menitikberatkan ayat suci al-Qur’an terkait aspek merawat kelestarian lingkungan, dikaji menggunakan kitab Tafsīr Mafātīh Al-Ghaīb dan Tafsīr Al-Marāghī, lalu menelusuri perbedaan serta persamaan kedua kitab tafsir tersebut dalam mengupas ayat-ayat merawat kelestarian lingkungan.
Penelitian terhadap ayat-ayat merawat kelestarian lingkungan ini merujuk dari pemikiran dua mufasir yaitu Fakhruddīn al-Rāzī dan Aḥmad Muṣṭafā al-Marāghī menggunakan tafsir karyanya, yaitu Tafsīr Mafātīh Al-Ghaīb dan Tafsīr Al-Marāghī Lalu penelitian skripsi peneliti gunakan adalah metode maudhu’i, serta jenis penelitian kajian pustaka Library Research, dengan sumber data yang digunakan adalah Data Primer dan Data Sekunder. Lalu menganalisisnya dengan menggunakan metode Deskriptif Analysis dan Content Analysis.
Hasil penelitian ini adalah 1) Menurut Fakhruddīn al-Rāzī, beberapa perkara yang perlu dihindari oleh manusia, yaitu perbuatan yang merugikan (untuk dirinya dan makhluk lain), tidak merusak tumbuhan dan membunuh, merusak lima perkara (jiwa, harta, keturunan, agama, dan akal), tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan, bahkan hanya untuk kepuasan hawa nafsu, dan menyekutukan Allah. Sedangkan Aḥmad Muṣṭafā al-Marāghī menuturkan, bahwasanya manusia harus saling menerima nasehat, dilarang menjadi orang munafik, dilarang merusak lima perkara, keyakinan, moral, dan sosial, serta harus menghindari konflik yang bisa menyebabkan sebuah peperangan. 2) Perbedaan penafsiran, menurut al-Rāzī ayat tersebut menjelaskan tentang adanya kondisi lingkungan yang rusak akibat perbuatan semena-mena ulah tangan manusia, larangan manusia dalam merusak lima perkara dan lingkungan, serta dilarang menyekutukan Allah. Sedangkan menurut al-Marāghī adalah menjelaskan tentang orang yang enggan diberi nasehat dan adanya orang munafik, dilarang merusak lima perkara, keyakinan, moral, dan sosial, serta adanya peperangan yang berujung pada rusaknya lingkungan. 3) Persamaan penafsiran, menurut al-Rāzī dan al-Marāghī, bahwa ayat tersebut menjelaskan tentang larangan merusak tumbuh-tumbuhan dan membunuh hewan, larangan merusak lima perkara, dan larangan mengeksploitasi alam secara berlebihan dan untuk memenuhi hawa nafsu belaka.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Lingkungan; Tafsīr Mafātīh Al-Ghaīb; Tafsīr Al-Marāghī.
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Bahrul Ulumi
Date Deposited: 01 Jul 2025 02:24
Last Modified: 01 Jul 2025 02:24
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/26714

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics