Sinonimitas dalam Al-Qur’an : analisis semantik kata da‘f dan wahn
Syairozi, Imam (2023) Sinonimitas dalam Al-Qur’an : analisis semantik kata da‘f dan wahn. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
![[thumbnail of Skripsi_1904026143_Imam_Syairozi]](https://eprints.walisongo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
1904026143_Imam Syairozi_Lengkap Tugas Akhir - Imam Syairozi.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (2MB)
Abstract
Keberadaan sinonimitas (mutara>dif) dalam Al-Qur’an menjadi perdebatan ulama ahli bahasa dan mufasir. Dalam hal ini para ulama terbagi menjadi dua kelompok, ada ulama yang sepakat dengan sinonimitas dalam Al-Qur’an dan ada pula yang menolaknya. Perbedaan mengenai ada atau tidaknya sinonimitas dalam Al-Qur’an merupakan titik pijak melihatnya. Kelompok yang menolak sinonimitas mereka khawatir jika semua kata yang dianggap sinonim memiliki makna yang seragam, sehingga mengabaikan makna khusus yang terkandung didalamnya.
Salah satu kosakata dalam Al-Qur’an yang nampak bersinonim yaitu lafadz “d}a‘f dan wahn” yang menunjukkan arti “lemah.” Dalam penelitian ini, menggunakan analisis semantik Toshihiko Izutsu yang berfokus pada dua hal. Pertama, bagaimana hubungan makna kata d}a‘f dan wahn berdasarkan analisis medan semantik. Kedua, bagaimana kontekstual kata d}a‘f dan wahn dalam Al-Qur’an. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini ialah kualitatif yang berdasarkan pada studi pustaka (library research). Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi sedangkan analisis data adalah analisis-deskriptif.
Hasil dari penelitian ini bahwa kata d}a‘f dan wahn memiliki makna dasar kebalikan dari kuat yaitu lemah. Sedangkan makna relasional dari kata d}a‘f yaitu lafatdz Qa>til, Kaid, Musyrik, Wilda>n, Khalaqa, Istakbaru>, Dain, dan Insa>n. Kata wahn yaitu Qa>til, Kaid, Musyrik, Taqwa, ‘Az}m, dan Haml. Kemudian analisis paradigmatik d}a‘f dan wahn memiliki sinonim lafadz al-‘Ajz dan al-Khaz\l. Antonimnya yaitu lafadz al-Quwwah. Kata da’f pada periode pra Qur’anik dipahami lemah hanya pada aspek mental berkaitan dengan perasaan (sifat dan tekad). Sedangkan wahn dipahami lemah dalam segi fisik saja. Pada masa Qur’anik, kata da’f dan wahn memiliki makna lebih luas yaitu lemah segi fisik dan mental (hati dan akal) yang berkaitan dengan keyakinan, perang, tipu daya, penindasan, cacat fisik, mengandung, dan tua. Sedangkan pasca Qur’anik, kata da’f dipakai ulama ahli hadis untuk menunjukkan makna istilah yang merujuk pada kecacatan syarat. Pada kata wahn mengacu pada penyakit hati yang disebabkan kecintaan pada materi yakni cinta dunia hingga lupa akan kematian. Weltanschauung kata da’f dan wahn dipahami bahwa kelemahan dalam kehidupan manusia mencakup dimensi fisik dan mental (hati dan akal). Ketiga aspek tersebut saling berhubungan, seperi akal berhubungan dengan ilmu, hati dengan iman, fisik dengan amal. Setiap kelemahan memiliki peranannya sendiri untuk menyebabkan kelemahan pada individu atau kelompok dalam berbagai konteks. Apabila kata d}a‘f dan wahn dilihat dari hasil analisis kontekstual dalam Al-Qur’an maka kata d}a‘f memiliki konteks yang cakupannya lebih luas dibanding wahn.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Sinonimitas Al-Qur’an; semantik; dhaif; wahn. |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Bahrul Ulumi |
Date Deposited: | 07 Jul 2025 03:16 |
Last Modified: | 07 Jul 2025 03:16 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/26763 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year