Sebagian golongan ada yang menisbatkan dirinya kepada Ahlul Bayt sebagai alat untuk memperdaya manusia serta untuk mengambil keuntungan duniawi, selain itu juga terjadi adanya perbedaan pendapat antar ulama terkait sapa saja yang termasuk dari Ahlul Bayt Rasulullah, dan juga masih banyak masyakat yang tidak mengetahui siapa itu Ahlul Bayt. Dari latar belakang diatas kami sebagai penulis membuat rumusan masalah dengan Bagaimana penafsiran Ahlul Bayt dalam Al-Qur’an menurut pandangan M. Quraish Shihab dan Buya Hamka, Bagaimana persamaan dan perbedaan antara tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar dalam memaknai Ahlul Bayt yang terdapat dalam surat Al-Ahzab: 33, Kelebihan dan kekurangan penafsiran Ahlul Bayt surat Al-Ahzab : 33 dalam tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar. kemudian jenis dari penilitian ini ialah studi kepustakaan yang menggunakan metode komparatif, yaitu metode yang membandingkan antara pemafsiran M. Quraish Shihab dengan Buya Hamka terkait penafsiran tentang Ahlul Bayt.
Buya Hamka mendifinisikan Ahlul Bayt kepada seluruh istri dan keluarga Rasulullah . Rumah yang dimaksud ialah rumah Nabi Muhammad, sedangkan Quraish Shihab mengartikan rumah dengan tempat tinggal para istri Rasulullah. disisi lain Quraish Shihab juga memandang terkait dzamir yang kembali kepada kata Ahlul Bayt, serta juga terdapat kelebihan dan kekurangan dari setiap mufassir terkait kata Ahlul Bayt.baik Buya Hamka maupun Qurais Shihab akhirnya mempunyai pendapat yang sama terkait Ahlul Bayt yang ada pada Qs Al-Ahzab : 33 yakni semua istri Nabi dan Ahlul Kisa', kemudian ditemukan juga adanya persamaan dan perbedaan dari segi penafsiran dan makna, sehingga dari mencari persamaan dan perbedaan tersebut ditemukan adanya kelebihan dan kekurangan dari kedua tafsir tersebut.