Peran perempuan dalam Tafsīr Al-Miṣbaḥ : studi analisis penafsiran ayat-ayat kisah ratu Balqis dan Maryam dalam QS Al-Nnaml ayat 20-44 dan QS Maryam ayat 16-26
Niswa, Syahda Uzlifatin (2023) Peran perempuan dalam Tafsīr Al-Miṣbaḥ : studi analisis penafsiran ayat-ayat kisah ratu Balqis dan Maryam dalam QS Al-Nnaml ayat 20-44 dan QS Maryam ayat 16-26. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
![[thumbnail of Skripsi_1904026166_Syahda_Uzlifah_Niswa]](https://eprints.walisongo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
1904026166_Syahda Uzlifatin.N_Lengkap.docx - Syahda Uzlifa.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB)
Abstract
Ketika membahas isu peran perempuan akan menjadi topik yang tidak akan pernah usai diperbincangkan bahkan al-Qur’an telah dianggap mengajarkan atau menutup mata atas isu ketidaksetaraan gender oleh masyarakat. Posisi dan komitmen perempuan sering dipandang hanya sebagai pelengkap. Selain itu, perempuan diasumsikan dalam kata ketidakmampuan, irasionalitas, dan berbagai kata misogini lainnya. Namun, dengan perkembangan zaman muncul krisis dalam sistem sosial sehingga feminisme muncul dan berkembang sehingga sedikit banyak telah mengubah hubungan antara laki-laki dan perempuan. Dimana para wanita kini memiliki sedikit ruang untuk keterlibatan diluar lingkup domestik. Penelitian ini menggunakan metode dengan jenis penelitian kualitatif dengan bentuk library research (kepustakaan) Bentuk dari kepustakaan ini yaitu peneliti akan berusaha untuk mengkaji dari berbagai literatur seperti dari jurnal ilmiyah, buku, skripsi, tesis, dan kitab. Sedangkan analisis data yang digunakan pada penelitian, yaitu deskriptif-analisis sehingga penulis bisa menggambarkan secara luas serta lengkap mengenai wacana peran perempuan dalam ayat kisah Ratu Balqis dan Maryam dan Signifikansinya terhadap perempuan masa kini menurut sudut pandang Tafsīr Al-Miṣbaḥ. Wacana peran perempuan perspektif Tafsīr Al-Miṣbaḥ dalam QS. An Naml Ayat 20-44 (kisah Ratu Balqis) dan QS Maryam Ayat 16-26(Kisah Maryam) ini bahwasanya kisah dua perempuan teladan tersebut bisa membuka mata bagi kita ternyata al-Qur’an menunjukkan bahwa tidak ada petunjuk Al-Qur'an yang menjadikan perempuan sebagai makhluk nomor dua atau bahkan merendahkan derajat perempuan. Perempuan diciptakan untuk memliki kesalingan bersama laki-laki. Perempuan pun harus cerdas spiritual dan moral sehingga bisa untuk mengaktualisasikan dirinya, perempuan boleh untuk menunjukkan eksistensi dirinya, tetapi tidak boleh lupa dengan etika atau aturan untuk menjaga kehormatannya sebagai seorang perempuan. Sehingga kisah ini memberikan signikansi positif yang begitu penting untuk perempuan modern ketika 2 kisah perempuan digabungkan akan menjadi perempuan yang cerdas, bijaksana, teliti dan kuat mental seperti sosok Ratu Balqis dan menjadi perempuan yang bertaqwa, menjauhi maksiat dan ikhlas menerima segala cobaan seperti sosok Maryam. Maka, perempuan modern ini seharusnya bisa meneladani kedua sosok figur teladan tersebut.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Balqis; Maryam; perempuan; kesetaran gender |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Bahrul Ulumi |
Date Deposited: | 08 Jul 2025 06:18 |
Last Modified: | 08 Jul 2025 06:19 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/26800 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year