Sejak zaman dahulu, perempuan telah berpartisipasi dalam politik, oleh karena itu sebenarnya bukanlah perkembangan baru di dunia. Demikian pula, perempuan yang memiliki pengaruh tersendiri untuk memainkan peran langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu perempuan boleh menduduki jabatan yang berwenang dalam politik didasarkan pada gagasan bahwa perempuan dapat menduduki jabatan tersebut jika mereka memenuhi persyaratan kepemimpinan, mampu mengambil peran kepemimpinan dan tanggung jawab. Peneliti disini berusaha menjelaskan bagaimana perspektif Hamka terkait peran politik perempuan. Adapun rumusan masalahnya dalam penelitian ini sebagai berikut ini, a) bagaimana penafsiran Hamka tentang peran politik perempuan, b) bagaimana analisis keterwakilan perempuan dalam penafsiran Hamka terhadap peran politik perempuan dalam konteks ke Indonesiaan.
Metode penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat library research (studi kepustakaan), dengan teknik pengumpulan data studi dokumen. Sumber data primer berupa Al-Qur’an dan tafsir Al-Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) dan data sekunder berupa literatur buku atau penelitian yang relevan dengan penelitian penulis. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif analisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran politik perempuan menurut Hamka suatu hal yang dimiliki oleh seseorang yang paling tinggi dan melibatkan usaha untuk menciptakan perdamaian dan melindungi kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan keterwakilan peran politik perempuan dalam konteks ke Indonesiaan merupakan suatu kehidupan politik perempuan untuk meningkatkan partisipasi perempuan yang relatif rendah dalam mengontekstualisasikan pelaksanaan syura oleh setiap negara dan negara didasarkan pada premis fundamental yaitu kemaslahatan.