Permasalahan gizi yang masih banyak terjadi pada anak usia 5-12 tahundi Indonesia yaitu gizi kurang 11,00% dan gizi lebih 19,70% (SKI, 2023). Masalah gizi pada anak dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan gizi serta konsumsi buah dan sayur. Kebiasaan jajan dapat menyebabkan tingginya asupan energi anak sehingga berisiko gizi lebih. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan populasi anak sekolah usia 11-13 tahun di SDN 2 Guwa Lor. Subjek penelitian ini adalah 60 anak yang diperoleh dari total sampling. Data penelitian diperoleh dari kuesioner pengetahuan gizi, kuesioer kebiasaan jajan, kuesioner konsumsi buah dan sayur menggunakan semi quantitative-food frequency quetionnaire (SQ-FFQ), dan pengukuran antropometri untuk mengukur status gizi berdasarkan indikator IMT/U. Analisis bivariat menggunakan uji somers d untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi (p-value=0,107), terdapat hubungan antara kebiasaan jajan, konsumsi buah, dan konsumsi sayur dengan status gizi (p-value=0,013, p-value=0,041, p-value=0,019).