Latar Belakang : Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang bersifat permanen pada anak sebagai akibat dari ketidakcukupan gizi dan adanya penyakit infeksi berulang yang terjadi dalam waktu lama. Kondisi stunting dapat berakibat pada terganggunya pertumbuhan linier pada anak sehingga anak memiliki perawakan yang lebih pendek dari anak seusianya. Prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2022 yaitu sebesar 21,6%. Beberapa faktor penyebab stunting diantaranya asupan gizi yang tidak adekuat, riwayat penyakit infeksi, kurangnya pengetahuan ibu serta sanitasi yang buruk.
Tujuan: Penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan riwayat ASI eksklusif dengan kejadian stunting, pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan kejadian stunting, dan pola pemberian makan dengan kejadian stunting.
Metode: Desain penelitian cross sectional, dengan responden 70 ibu dan balita menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan yaitu infantometer untuk mengukur panjang badan anak serta kuesioner untuk mengetahui riwayat ASI eksklusif, pengetahuan ibu tentang MP-ASI, serta pola pemberian makan. Uji bivariat yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan Uji Chi Square serta uji Fisher yang digunakan untuk analisis korelasi.
Hasil: Terdapat hubungan riwayat ASI eksklusif dengan kejadian stunting p = 0,000 (p <0,05), terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan kejadian stunting p = 0,000 (p <0,05) dan terdapat hubungan antara pola pemberian makan dengan kejadian stunting p = 0,000 (p <0,05)
Kesimpulan: Ada korelasi yang signifikan antara riwayat ASI eksklusif dengan kejadian stunting, pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan kejadian stunting, dan pola pemberian makan dengan kejadian stunting.