Singkong menghasilkan limbah kulit sebanyak 2,3 juta ton bahkan lebih per tahunnya, dimana limbah kulit singkong tidak diolah kembali. Kulit singkong mengandung nutrisi yang tinggi terutama pada serat, disisi lain kulit singkong ternyata mengandung senyawa toksik yaitu sianida sebesar 141,55 mg/kg. Kulit singkong perlu diolah terlebih dahulu agar kadar sianida dapat hilang. Pemanfaatan kulit singkong dapat dijadikan sebagai bahan pangan yaitu digunakan untuk substitusi pada kue pukis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan tepung kulit singkong terhadap kadar sianida, daya terima, analisis kandungan proksimat (air, abu, protein, lemak dan karbohidrat), dan kadar serat pangan pada kue pukis. Hasil analisis uji organoleptik kue pukis dengan penambahan tepung kulit singkong ditentukan berdasarkan parameter warna, aroma, rasa, dan tekstur. Hasil kue pukis terpilih dari keseluruhan uji organoleptik dengan perlakuan terbaik yaitu pada kue pukis dengan formulasi PS0 (0%:100%), PS1 (10%:90%), dan PS3 (25%:75%). Hasil analisis kandungan proksimat pada formulasi PS0 mengandung kadar air (34,57%), kadar abu (0,31%), kadar lemak (11,99%), kadar protein (4,61%), dan kadar karbohidrat (48,55%). Formulasi PS1 mengandung kadar air (38,36%), kadar abu (0,49%), kadar lemak (11,99%), kadar protein (4,50%), dan kadar karbohidrat (43,92%). Pada formulasi PS3 terdapat kadar air (38,52%), kadar abu (0,50%), kadar lemak (12,35%), kadar protein (4,28%), dan kadar karbohidrat (44,34%). Hasil analisis kadar serat pangan pada formulasi PS0 (6,23%), PS1 (6,62%), dan PS3 (6,77%).