Putus cinta merupakan kondisi kehilangan sosok kekasih mengakibatkan seseorang mengalami keterpurukan sehimgga membutuhkan resiliensi yang baik agar bangkit. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh spiritualitas dan dukungan sosial terhadap resiliensi mahasiswa yang pernah mengalami putus cinta di kota Semarang menggunakan metode kuantitatif. Terdapat hipotesis bahawa kedua variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap resiliensi. Jumlah sampel sebanyak 100 mahasiswa dipilih dengan teknik penarikan sampel aksidental yang didasarkan pada ketidakpastian terkait dengan jumlah populasi. Alat ukur yang digunakan adalah skala spiritualitas, skala dukungan sosial, dan skala resiliensi yang disusun oleh peneliti. Analisis regresi sederhana dilakukan untuk uji parsial variabel spiritualitas terhadap resiliensi. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel spiritualitas berpengaruh positif secara signifikan terhadap resiliensi konstanta bernilai positif, menandakan bahwa kenaikan satu satuan variabel spiritualitas menyebabkan kenaikan resiliensi sebesar 42,6%. Uji parsial selanjutnya dilakukan terhadap variabel dukungan sosial, dan hasilnya menunjukkan bahwa variabel dukungan sosial berpengaruh negatif secara tidak signifikan terhadap resiliensi. Konstanta bernilai negatif, menandakan bahwa kenaikan satu satuan variabel dukungan sosial menyebabkan penurunan resiliensi sebesar 10,3%. Analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel spiritualitas dan dukungan sosial secara simultan berpengaruh signifikan terhadap resiliensi, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara spiritualitas dan dukungan sosial terhadap resiliensi secara simultan.
Kata kunci: Dukungan Sosial, Resiliensi dan Spiritualitas

ABSTRACT:
Breaking up love is a condition where the loss of a lover results in someone experiencing downturns so that they need good resilience to get up. This research aims to examine the influence of spirituality and social support on the resilience of students who have experienced a breakup in the city of Semarang using quantitative methods. There is a hypothesis that these two variables have an influence on resilience. The total sample of 100 students was selected using an accidental sampling technique which was based on the researcher's uncertainty regarding the population size. The measuring instruments used are a spirituality scale, a social support scale, and a resilience scale compiled by researchers. Simple regression analysis was carried out to partially test the spirituality variable on resilience. The results show that the spirituality variable has a significant positive effect on resilience. The constant value is positive, indicating that a one unit increase in the spirituality variable causes an increase in resilience of 42.6%. A partial test was then carried out on the social support variable, and the results showed that the social support variable had an insignificant negative effect on resilience. The constant is negative, indicating that a one unit increase in the social support variable causes a decrease in resilience of 10.3%. Multiple regression analysis shows that the variables of spirituality and social support simultaneously have a significant effect on resilience, with a significance value of 0.000 <0.05. Thus, it can be concluded that there is a significant influence between spirituality and social support on resilience simultaneously.
Keywords: : Social Support, Resilience and Spirituality