Kendaraan bermotor bukan lagi menjadi kebutuhan sekunder lagi. Menilik dari kebutuhan dan kegunaan itu menjadi kepentingan yang setingkat dengan kebutuhan primer. Baik dalam kegunaan sebagai transportasi maupun sebagai sarana lainnya. Namun dengan maraknya kepemilikan kendaraan bermotor menjadikan siapapun yang mengendarainya adalah hal yang wajar bahkan jika adalah anak kecil atau dibawah umur. Orangtua seakan abai akan keselamatan dan keamanan yang dilakukan putra putrinya dalam hal tersebut bahkan jika mereka berkendara hingga jalan raya sekalipun.
Kebijakan E-tilang merupakan langkah yang diambil kepolisian untuk ketertiban dan keamanan dalam berkendara di jalan raya. Dengan mengedepankan profesionalitas guna meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap instansi kepolisian dalam penindakan hukum. Sehingga meningkatkan transparansi dalam penegakannya. Dalam kurun waktu 2022 dan 2023 emang ada pengurangan dalam pelanggaran. Dimana di tahun 2022 terdapat sebanyak 485.636 kasus tilang sedangkan untuk tahun 2023 hanyak sebanyak 278.022 kasus tilang. Memang ada tren penurunan namun juga berbanding terbalik dalam hal peneguran yang meningkat 2 kali lipat pada tahun 2022 dan 2023. Dimana tahun 2022 teguran hanya sebanyak 265.288 dan pada tahun 2023 sebanyak 485.638. Dengan demikian, dengan diterapkannya kebijakan ini sejak pertengahan tahun 2021 di Kabupaten Blora maka dirasa diperlukan sebuah penelitian mengenai bagaimana mekanisme penerapan Etilang ini dan seberapa efektifkah penerapan kebijakan E tilang sejauh ini.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis sosiologis. Spesifikasi penelitian ini bersifat deskriptif analitis. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan atau dari sumber pertama dan belum diolah oleh pihak lain. Dimana dalam hal ini bersumber dari Satlantas Kabupaten Blora sebagai lokasi Penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh dari penelitian kepustakaan yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.
Hasil dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa metode penerapan sebagai berikut: (1) pengambilan bukti foto oleh CCTV dan pengiriman ke backoff sistem. (2) pengidentifikasian oleh petugas dengan ERI. (3) pengiriman surat konfirmasi ke alamat publik dan konfirmasi oleh pemilik. (4) penerbitan blangko denda oleh petugas, (5) pembayaran denda pemilik kendaraan. Sedangkan untuk efektivitas penerapan yang dapat diambil yaitu : (1) Penerapan E-tilang di Kabupaten Blora belum sepenunya optimal karena terkendala dan terhambat oleh beberapa hal. Mulai dari seringnya surat tilang tidak sampai kepada orang yang tepat, pemahaman yang kurang masyarakat akan kebijakan ini dan kurangnya persebaran sarana prasarana yang kurang merata. (2) rendahya tingkat kesadaran hukum dan pengawasan orang tua terhadap keamanan dan keselamatan berkendara dilihat dari tingginya pelanggar dibawah umur (3) Penerapan e-tilang yang masih belum sepenuhnya efektif karena walaupun memiliki banyak kelebihan, e-tilang juga masih memiliki beberapa kekurangan..