Emotional eating is one of the coping strategies for dealing with a person's stress and anxiety. An emotional eater does not overeat because he is physically hungry or the duration of feeling full has run out, but because of an effort to improve his mood and minimize discomfort due to stress. The aim of this research is to find out a scientific picture of emotional eating behavior in teenagers. This type of research is a qualitative phenomenological research with observation and direct interview as data collection methods, case study of SHS N 03 Semarang students in order to understand the subjective experiences and meanings given by teenagers who face this situation. The results of the research findings are presented by including evidence in the form of direct quotes and transcripts arranged according to the indicator aspects. This study reveal that teenagers tend to use food as a mechanism to cope with emotional stress, especially when they feel stressed, sad, or angry. Unhealthy eating patterns, such as consuming fast food or foods high in sugar and fat, are often a choice when teenagers experience negative emotions. In the context of adolescents, this is critical because adolescents often experience significant emotional changes during puberty, which can affect their eating patterns and overall health. The impact of an unhealthy diet includes the risk of obesity and other degenerative diseases. These findings illustrate that it is necessary to understand the relationship between emotions and eating patterns to help teenagers manage emotional eating and encourage a healthier lifestyle physically and mentally.
Keywords: Emotional Eating, Adolescents, Eating Behavior
 
ABSTRAK:
Emotional eating merupakan salah satu coping strategies untuk mengatasi stres dan kecemasan seseorang. Seorang emotional eaters melakukan melakukan makan secara berlebihan bukan karena lapar fisik atau durasi rasa kenyang sudah habis melainkan karena sebuah usaha untuk memperbaiki suasana hati dan meminimalisasi rasa tidak nyaman akibat stres. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran ilmiah tentang perilaku emotional eating pada remaja. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif fenomenologis dengan observasi dan wawancara langsung sebagai metode pengambilan data, studi kasus siswa SMA N 03 Semarang guna memahami pengalaman subjektif dan pemaknaan yang diberikan oleh remaja yang menghadapi situasi ini. Hasil temuan penelitian disajikan dengan mencantumkan bukti berupa kutipan langsung dan transkrip yang disusun sesuai dengan aspek indikator. Penelitian ini mengungkapkan bahwa remaja cenderung menggunakan makanan sebagai mekanisme untuk mengatasi tekanan emosional, terutama saat merasa stres, sedih, atau marah. Pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan cepat saji atau makanan tinggi gula dan lemak, seringkali menjadi pilihan saat remaja mengalami emosi negatif. Dalam konteks remaja, hal ini menjadi kritis karena remaja sering kali mengalami perubahan emosional yang signifikan selama masa pubertas, yang dapat mempengaruhi pola makan dan kesehatan mereka secara keseluruhan. Dampak dari pola makan yang tidak sehat mencakup risiko obesitas dan penyakit degeneratif lainnya. Temuan ini memberikan gambaran bahwa diperlukan pemahaman hubungan antara emosi dan pola makan untuk membantu remaja mengelola emotional eating dan mendorong gaya hidup yang lebih sehat secara fisik dan mental.
Kata kunci : Emotional Eating, Remaja, Perilaku Makan