The adolescence is often depicted as a period filled with emotional turmoil and role confusion. As a result, several emotional problems arise, leading to impulsive actions such as fighting or bullying. However, with good emotional regulation, adolescents are expected to avoid such behaviors. Emotional regulation is the ability of individuals to change various negative emotions into more positive emotions. This study aims to empirically examine the influence of religiosity and permissive parenting on emotional regulation in adolescents in Taman Village, Taman District, Pemalang Regency. The study subjects were 136 adolescents from Taman Village aged 13-18 years. The research method used is quantitative with a causality approach. The sampling technique used is non-probability sampling with convenience sampling. There are three scales used: emotional regulation, religiosity, and permissive parenting. The data were analyzed using assumption tests consisting of normality, linearity, and multicollinearity tests. Hypothesis testing was conducted using multiple linear regression. The results showed that there is an influence of religiosity on emotional regulation in adolescents in Taman Village with a significance value of 0.001. There is no significant influence of permissive parenting on emotional regulation in adolescents in Taman Village with a significance value of 0.066. However, there is a significant influence of both religiosity and permissive parenting on emotional regulation in adolescents in Taman Village with a significance value of 0.000. The results of the study indicate that religiosity and permissive parenting influence emotional regulation in adolescents in Taman Village, Taman District, Pemalang Regency by 13.7%. Meanwhile, 86.3% is influenced by other variables not examined.
Keyword: emotion regulation, religiousity, and permissive parenting

ABSTRAK:
Fase remaja atau adolescence sering digambarkan dengan periode penuh gejolak emosi dan kebingungan peran. Akibat dari hal tersebut muncul beberapa permasalahan emosi yang mengakibatkan timbuulnya tindakan impulsif seperti tawuran atau bullying. Namun, dengan memiliki regulasi emosi yang baik remaja diharapkan mampu terhindar dari perilaku tersebut. Regulasi emosi adalah kemampuan yang dimiliki individu dalam merubah berbagai emosi dari negatif menjadi emosi yang lebih positif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh religiusitas dan pola asuh permisif terhadap regulasi emosi pada remaja di Desa Taman, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang. Subjek penelitian berjumlah 136 orang remaja Desa Taman dengan usia 13-18 tahun. Metode penelitian menggunakan kuantitatif dengan pendekatan kausalitas. Teknik sampling menggunakan non-probability sampling dengan jenis convenience sampling. terdapat tiga skala yang digunakan yaitu skala regulasi emosi, religiusitas, dan pola asuh permisif. Data dianalisis menggunakan uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas, linieritas, dan multikolinieritas. Lalu uji hipotesis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh religiusitas terhadap regulasi emosi pada remaja di Desa Taman dengan signifikansi 0,001. Kemudian tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari pola asuh permisif terhadap regulasi emosi pada remaja di Desa Taman dengan signifikansi 0,066. Serta terdapat pengaruh yang signifikan dari religiusitas dan pola asuh permisif terhadap regulasi emosi pada remaja di Desa Taman dengan signifikansi 0,000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh religiusitas dan pola asuh permisif terhadap regulasi emosi pada remaja di Desa Taman, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang sebesar 0,137 atau 13,7%. Sementara 86,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Kata Kunci: regulasi emosi, religiusitas, dan pola asuh permisif