This study aims to empirically examine the influence of self-adjustment and peer conformity on juvenile delinquency in the city of Semarang. This study uses a quantitative method. The research sample amounted to 272 adolescents obtained by accidental sampling technique. The data collection method uses a psychological scale consisting of a juvenile delinquency scale, a self-adjustment scale and a peer conformity scale. The data analysis method in this study uses multiple linear regression. The results of this study showed that there was an effect of self-adjustment on juvenile delinquency with a significance value of 0.000 (p<0.05) which means that the first hypothesis was accepted. The results of the second hypothesis test showed that there was no influence of peer conformity on juvenile delinquency with a significance value of 0.215 (p>0.05) which meant that the second hypothesis was rejected. Furthermore, the third hypothesis shows that there is a simultaneous influence of self-adjustment and peer conformity on juvenile delinquency with a significance value of 0.000 (p<0.05) which means that the third hypothesis is accepted. Simultaneously, the influence of self-adjustment and peer conformity on juvenile delinquency in the city of Semarang was 72.6% while 27.4% was influenced by other factors.

Keywords: juvenile delinquency, self-adjustment, peer conformity

ABSTRAK:
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh penyesuaian diri dan konformitas teman sebaya terhadap kenakalan remaja di Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 272 remaja yang didapatkan dengan teknik accidental sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala psikologi yang terdiri dari skala kenakalan remaja, skala penyesuaian diri dan skala konformitas teman sebaya. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh penyesuaian diri terhadap kenakalan remaja dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05) yang artinya hipotesis pertama diterima. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan tidak terdapat pengaruh konformitas teman sebaya terhadap kenakalan remaja dengan nilai signifikasi 0,215 (p>0,05) yang artinya hipotesis kedua ditolak. Selanjutnya, pada hipotesis ketiga menunjukkan terdapat pengaruh secara simultan penyesuaian diri dan konformitas teman sebaya terhadap kenakalan remaja dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05) yang artinya hipotesis ketiga diterima. Secara simultan, adanya pengaruh penyesuaian diri dan konformitas teman sebaya terhadap kenakalan remaja di Kota Semarang sebesar 72,6% sedangkan 27,4% dipengaruhi oleh faktor lain.