Resilience is a person's ability to face, overcome and resolve a situation that causes stress or difficulty so that they can bounce back. Resilience of female students after the death of their father is the ability of female students to adapt to the events of their father's departure so that they are able to get used to, survive, and continue their lives more positively. Resilience plays an important role in individual life because resilience is an essential factor for individual success and psychological well-being. This study uses a qualitative method with a descriptive phenomenological approach (DPA) which aims to determine the description of resilience in female students after the death of their father at UIN Walisongo Semarang. The subjects in this study amounted to four people. Data collection techniques using interviews and observations. The findings of this study illustrate that the four subjects were able to become resilient individuals despite the trauma they felt. The four subjects fulfill the aspects of emotion regulation, impulse control, self-efficacy, causal analysis, optimism, empathy and reaching out. The four subjects were able to accept, survive and find solutions to problems after the death of their father. In addition, as an update to this study, it was found that the biggest factor that made the subject resilient was factors from within the subject including, positive self-talk, religiosity and stress coping. In addition, researchers also found that if the trauma caused by the death of father
Keywords: resilience, college students, father's death

ABSTRAK:
Resiliensi adalah kemampuan seseorang dalam menghadapi, mengatasi dan menyelesaikan suatu keadaan yang menimbulkan stress atau kesulitan sehingga mampu bangkit kembali. Resiliensi mahasiswi pasca kematian ayahnya adalah kemampuan mahasiswi dalam beradaptasi pada peristiwa kepergian ayahnya sehingga mampu terbiasa, bertahan, dan melanjutkan hidup dengan lebih positif. Resiliensi memegang peran penting pada kehidupan individu karena resiliensi merupakan faktor esensial bagi kesuksesan dan kesejahteraan psikologis individu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis deksriptif (DPA) yang bertujuan mengetahui gambaran resiliensi pada mahasiswi pasca kematian ayahnya di UIN Walisongo Semarang. Subjek dalam penelitian ini berjumlah empat orang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Hasil temuan penelitian ini menggambarkan bahwa keempat subjek mampu menjadi individu resilien meski beriringan dengan trauma yang dirasakan. Keempat subjek memenuhi aspek regulasi emosi, pengendalian impuls, efikasi diri, causal analysis, optimisme, empati dan reaching out. Keempat subjek mampu menerima, bertahan dan menemukan solusi atas permasalahan setelah kematian ayahnya. Selain itu, sebagai pembaruan penelitian ini, ditemukan jika faktor terbesar yang menjadikan subjek resilien adalah faktor dari dalam diri subjek meliputi, positive self-talk, reiligiusitas dan coping stress. Selain itu, peneliti juga menemukan jika trauma akibat kematian ayah menjadikan subjek memiliki self-esteem dan empati yang lebih tinggi kepada dirinya maupun orang lain.
Kata kunci: resiliensi, mahasiswi, kematian ayah