Penelitian ini membahas manajemen program pesantren kilat di Pondok Pesantren ICBB Wangon Banyumas (Binbaz) dan Pondok Pesantren Al-Ishlah Mangkang Semarang. Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya pengelolaan yang efektif untuk meningkatkan pemahaman agama dan membentuk karakter islami peserta. Pertanyaan penelitian difokuskan pada bagaimana manajemen program dilaksanakan di kedua pesantren tersebut, mencakup aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan pendekatan komparatif untuk melihat persamaan dan perbedaan manajemen di kedua pesantren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Binbaz, perencanaan dilakukan melalui analisis kebutuhan partisipatif dan model kolaboratif, sementara di Al-Ishlah lebih bersifat intuitif dan berbasis tradisi. Pengorganisasian di Binbaz menggunakan model komite, sedangkan di Al-Ishlah menggunakan model fungsional dengan elemen divisional. Pelaksanaan di Binbaz menggunakan pendekatan kepemimpinan adaptif, sementara di Al-Ishlah menonjolkan kepemimpinan karismatik dan transformasional. Evaluasi di Binbaz dilakukan secara observasional dan informal, sedangkan di Al-Ishlah lebih sistematis dengan penekanan pada absensi dan laporan ustadz. Simpulan dari penelitian ini adalah kedua pesantren memiliki pendekatan manajemen yang efektif namun berbeda sesuai dengan karakteristik masing-masing. Saran penelitian adalah pengembangan perencanaan partisipatif yang inklusif, penggunaan teknologi optimal, dan evaluasi berbasis data untuk meningkatkan kualitas program pesantren kilat di Indonesia.