Pernikahan adat Jawa merupakan salah satu hal yang menarik untuk dikaji secara etnobotani, dimana terdapat pemanfaatan bunga melati yang dibuat roncean dan digunakan dalam prosesi adat tersebut. Roncean melati pada pernikahan adat Jawa di Kabupaten Batang terdiri dari berbagai jenis dan pola roncean yang mempunyai makna tertentu, namun sekarang semakin dilupakan oleh masyarakat di Kabupaten Batang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui urutan prosesi pernikahan adat Jawa, mengidentifikasi jenis dan pola roncean melati serta mengetahui makna penggunaan roncean melati dalam pernikahan adat Jawa di Kabupaten Batang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengungumpulan data berupa observasi di lapangan dan wawancara semi terstruktur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2024 di Kabupaten Batang. Berdasarkan hasil penelitian, prosesi pernikahan adat Jawa di Kabupaten Batang antaralain; siraman, midodareni, ijab kabul, panggih, balangan sirih, ngidak tigan, wijikan, sinduran, pangkon timbang, tanem jero, kacar-kucur, dhahar saklinah, dan sungkeman. Jenis roncean melati yang digunakan seperti baju, bando roncean melati, tibo dodo, tutup sanggul, sintingan, sisir/keketan, sumping, kolong keris, dan kalung pengantin laki-laki. Selain dari jenis roncean melati terdapat pola roncean yang digunakan seperti bawang sebungkul, kantil pengasih, ceplok mawar, kawungan, dan gajah ngoling. Penggunaan roncean melati bermakna suatu permohonan keberkahan, nasihat dan harapan untuk kedua pengantin.