Kasus penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif di Kota Semarang mengalami kenaikan dan semakin banyak. Kajian mengenai pencegahan penyalahgunaan NAPZA telah banyak dilakukan, namun berfokus pada peran orang tua, peran sekolah serta peran lembaga masyarakat, sedangkan peran penyuluh Agama Islam juga memiliki kontribusi yang signifikan dalam pembentukan kehidupan beragama, sosial, dan negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan peran penyuluh Agama Islam dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA di KUA Kota Semarang serta faktor pendukung dan penghambatnya. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan data reduction, data display, dan data conclusion. Adapun uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, waktu, dan metode.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, dari keenam peran sebagai penyuluh yakni peran sebagai edukator, inovator, fasilitator, konsultan, supervisor dan evaluator terdapat tiga peran yang berjalan belum maksimal yakni peran penyuluh sebagai inovator, supervisor dan evaluator. Namun terdapat peran baru yang muncul yaitu peran sebagai Motivator, Katalisator dan Stabilisator. Kedua, faktor pendukung dan penghambat peran penyuluh Agama Islam dalam pencegahan NAPZA. Faktor pendukung meliputi adanya kerjasama dengan lembaga dan adanya forum diskusi, sementara terdapat faktor penghambat yaitu kurangnya pemanfaatan media oleh penyuluh, kurangnya kesadaran tersuluh dan faktor cuaca.
Kata kunci: Peran, Penyuluh Agama Islam, Narkotika Psikotropika & Zat Adiktif

ABSTRACT:
Cases of abuse of narcotics, psychotropic substances and addictive substances in the city of Semarang have increased and are increasing. Many studies have been carried out regarding the prevention of drug abuse, but they focus on the role of parents, the role of schools and the role of community institutions, while the role of Islamic religious instructors also has a significant contribution in shaping religious, social and state life. This research aims to determine and explain the role of Islamic religious instructors in preventing drug abuse in KUA Semarang City as well as supporting and inhibiting factors. The research method used is qualitative field research. The data collection techniques used were interviews, observation and documentation. The analysis techniques used are data reduction, data display, and data conclusion. The data validity test uses triangulation of source, time and method.
The results of this research show that: First, of the six roles as an instructor, namely the role of educator, innovator, facilitator, consultant, supervisor and evaluator, there are three roles that are not running optimally, namely the role of the instructor as innovator, supervisor and evaluator. However, there are new roles that have emerged, namely the role of Motivator, Catalyst and Stabilizer. Second, supporting and inhibiting factors for the role of Islamic religious instructors in drug prevention. Supporting factors include collaboration with institutions and the existence of discussion forums, while there are inhibiting factors, namely the lack of use of media by instructors, lack of awareness of instructors and weather factors.
Keywords: Role, Islamic Religious Counselor, Psychotropic Narcotics & Addictive Substances.