Pendidikan anti bullying merupakan usaha untuk meningkatkan kesadaran dengan mewujudkan suasana yang terlepas dari kekerasan berupa fisik atau non fisik yang dilakukan seseorang terhadap orang lain menimbulkan gangguan secara fisik dan psikis. Bullying tindakan yang terjadi di lingkungan pesantren dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan menyakiti korban baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Bullying dilakukan dengan menyakiti korban baik secara fisik, verbal, dan psikologis.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi di pondok pesantren Ummu al-Mahasin dan pondok pesantren Assalafiyah II Brebes. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendekatan pendidikan anti bullying di Pondok Pesantren Ummu Al-Mahasin Jatibarang dan Pondok Pesantren Assalafiyah II Brebes yaitu melalui pendekatan hukum, agama, dan psikologi. Metode pendidikan anti bullying di Pondok Pesantren Ummu Al-Mahasin Jatibarang dan Pondok Pesantren Assalafiyah II adalah metode langsung dan tidak langsung. Karakteristik pendidikan anti bullying di Pondok Pesantren Ummu Al-Mahasin Jatibarang dilakukan menekan cara preventif sedangkan karakteristik pendidikan anti bullying di Pondok Pesantren Assalafiyah II Brebes dilakukan menekan cara kuratif.