Menurunnya nilai moral dan spiritual santri di Pesantren menjadi fenomena yang mengkhawatirkan. Hal ini mendorong Pesantren untuk mampu mendesain kurikulum yang tidak hanya berfokus pada penguasaan bidang keilmuan Islam saja, namun juga mampu membentuk kesadaran santri agar taat menjalankan ajaran agamanya dan berakhlak mulia. Tarekat dinilai sebagai model pendidikan karakter yang berperan dalam membentuk religiositas santri melalui jalan spiritual dengan menekankan pada praktik-praktik keagamaan intensif dan disiplin rohani. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pendidikan karakter religius melalui tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah di Pondok Pesantren Putri MBAH RUMI Semarang. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi ini didasarkan pada wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; pertama, proses pendidikan karakter religius melalui tarekat dilakukan dengan: 1) Pembelajaran Kitab Kuning di Pesantren 2) Pembiasaan amaliah Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah yang meliputi (a) Bacaan zikir harian setelah salat, zikir khataman mingguan dan zikir manaqiban bulanan, (b) Khidmat Ilmiah, (c) Riyadhah, (d) Mujahadah, dan (e) Ziarah Kubur. Kedua, implikasi pendidikan karakter religius melalui tarekat adalah adanya peningkatan religiositas santri pada aspek pengetahuan, keyakinan, peribadatan, penghayatan, dan pengamalan keagamaan.