Perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan Perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga dan untuk berketurunan yang dilakukan sesuai dengan syari’at hukum Islam. Dalam rumah tangga seorang suami dan istri memiliki hak-hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Suami bertanggung jawab mengayomi dan memenuhi keperluan rumah tangga sedangkan istri bertanggung jawab mengatur urusan rumah tangga. Lembaga Lapas Wanita Kelas II A Semarang merupakan Lembaga Dimana pelaku kejahatan menjalani masa hukumannya. Lalu bagaiama jika seorang wanita atau istri tertahan hak-haknya di dalam lapas sedang ia harus bertanggung jawab terhadap keluarganya.
Penelitian ini berfokus pada dua rumusan masalah, yaitu bagaimana implementasi pemenuhan hak dan kewajiban istri yang berstatus narapidana terhadap rumah tangganya, dan bagaimana analisis perspektif KHI terhadap pemenuhan hak dan kewajiban istri berstatus narapidana.
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitan kualitatif dengan menggunakan pendekatan normatif-empiris. Adapun sumber data yang digunakan yakni berupa sumber data primer berupa wawancara dengan narasummber yang ada dilapas tersebut. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi, selanjutnya dianalisis secara secara deskriptif.
Hasil Penelitian, Bahwa istri yang berstatus narapidana di Lapas Kelas II A Perempuan Semarang masih belum maksimal atau tidak bisa melaksanakan kewajiban seorang istri. Istri dilapas hanya melakukan kewajiban sesuai dengan kemampuannya. Berdasarkan hasil penelitian ini kaitanya dengan istri yang berstatus narapidana di Lapas Kelas II A Perempuan Semarang menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) ditemukan bahwa pemenuhan hak dan kewajiban yang diatur didalam KHI sebagai seorang istri dilakukan di dalam lapas sesuai dengan kemampuannya masing-masing.