Islam memiliki etika dalam pergaulan dan mengadakan perkenalan antara pria dan wanita, di mana tahapan umumnya dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, proses ta’aruf atau perkenalan.Setelah dilakukaanya proses ta’aruf selanjutnya yaitu dilakukan proses khitbah. Banyak presepsi khitbah menurut imam atau madzhab dalam penelitian ini akan membahas prespektif menurut sayyid sabiq. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapat menurut Sayyid Sabiq tentang tata cara daln relevannya di hukum Indonesia. Metode penelitian ini adalah menggunakan library atau kepustakaan dengan pendekatan deskriptif analisis yang membahas tentang pengetahuan khitbah menurut sayyid sabiq dan prespektif dalam hukum di Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah Menurut Sayyid Sabiq dalam bukunya "Fikih Sunnah", khitbah dianggap sebagai langkah penting sebelum pernikahan di mana seorang pria menyatakan niatnya untuk menikahi seorang wanita dengan izin dari keluarganya. Khitbah ini menunjukkan keseriusan dan komitmen pria untuk menikahi wanita tersebut. Sedangkan dalam Undang-Undang Perkawinan (UU) No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di Indonesia, khitbah tidak secara eksplisit diatur. UU Perkawinan lebih fokus pada prosedur pernikahan yang melibatkan pencatatan pernikahan, persyaratan, hak dan kewajiban suami istri, serta pembagian harta bersama. Khitbah dalam konteks hukum pernikahan Islam lebih ditekankan pada syariat Islam dan pengaturannya tertuang dalam hukum keluarga Islam.