Skripsi ini menjelasakan terkait permasalahan mengenai ketentuan hukum pidana positif dan hukum pidana Islam bagi pelaku yang melakukan praktik prostitusi online di aplikasi MiChat dan pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap pelaku yang melakukan prostitusi online di aplikasi MiChat. Studi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan hukum yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Sleman dan pertimbangan hukum hakim dalam memutus perkara Nomor 393/Pid.Sus/2021/PN.Smn.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan yang digunakan yaitu yuridis normatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer, sumber data sekunder, dan sumber data tersier. Dengan metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara dan dokumentasi. Data yang sudah terkumpul dianalisis dan disajikan secara deskriptif.
Hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu di jelaskan larangan melakukan pekerjaan mucikari, di dalam hukum Islam. Berdasarkan ketentuan dalam Surah An-Nur Ayat 33, pekerjaan mucikari adalah haram hukumnya. Serta menunjukan bahwa perkara pada putusan Nomor 564/Pid.Sus/2020/PN.Smn, Penuntut Umum mendakwakan pelaku prostitusi online dengan dakwaan tunggal yaitu telah melanggar ketentuan Pasal 45 Ayat (1) jo Pasal 27 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan pasal 3o jo Pasal 4 Ayat (2) Undang Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi. Kemudian hakim memutuskan dengan putusan pidana selama 10 (bulan) bulan penjara dikurangi masa tahanan, Hukuman yang diberikan kepada terdakwa tentu bertolak belakang dengan dakwaan jaksa penuntut umum