Penelitian ini membahas tentang penolakan terhadap sertifikasi arah kiblat di masjid Baiturrahman Simpang Lima Semarang. Pada tahun 2010 telah dilakukan pengukuran ulang arah kiblat Masjid Baiturrahman. Hasil pengukuran itu menunjukkan bahwa terjadi kemelencengan pada arah kiblat masjid tersebut. Namun ketika telah diketahui terjadi kemelencengan, takmir tidak melakukan pelurusan arah kiblat masjid Baiturrahman. Hasil pengukuran tersebut tidak dipakai hingga sekarang. Sehingga arah kiblatnya masih sama seperti sebelumnya yakni dalam kondisi melenceng. Dalam penelitian ini membahas tentang kondisi arah kiblat masjid Baiturrahman Simpang Lima Semarang mengenai berapa besar kemelencengannya. Selain itu mengapa takmir masjid tidak mengubah arah kiblat masjid Baiturrahman, padahal sudah diketahui arah kiblatnya melenceng.
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi arah kiblat masjid Baiturrahman Simpang Lima Semarang? Mengapa terjadi penolakan terhadap sertifikasi arah kiblat di masjid Baiturrahman Simpang Lima Semarang?
Skripsi ini dikategorikan ke dalam jenis penelitian kualitatif dengan kajian penelitian yang bersifat penelitian lapangan. Sumber data primernya diperoleh dari wawancara dan dokumentasi yang terkait dengan pengukuran dan sertifikasi arah kiblat masjid Baiturrahman. Sedangkan sumber data sekundernya yakni pustaka ilmu falak yang berkaitan dengan arah kiblat, kajian fikih, serta karya ilmiah dan makalah yang berkaitan dengan judul ini. Data-data yang telah diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan metode descriptif interpretatif,
Hasil penelitiannya menunjukkan dua hal: pertama kondisi arah kiblat masjid Baiturrahman Simpang Lima Semarang melenceng sebesar 2o 0’ 33” ke arah Utara, yakni kurang ke arah Selatan. Kemelencengan ini setara dengan 214 km dari Kakbah. Sehingga ketika seseorang melaksanakan salat tidak mengarah ke Kakbah. Kemelencengan sebesar 1o saja sudah seratusan kilometer jika dibawa ke lapangan. Kedua, tidak dipakainya hasil pengukuran arah kiblat yang kedua menurut pernyataan dari takmir masjid, dikarenakan khawatir terjadi perselisihan di masyarakat. Mengingat arah kiblat masjid Baiturrahman belum pernah diubah sama sekali sejak pendiriannya. Sehingga jamaah selama ini sudah terbiasa dengan shaf yang sebelumnya. Ketika arah kiblatnya digeser, dikhawatirkan para jamaah tidak melaksanakan salat di masjid Baiturrahman lagi.

Key Words: (Arah Kiblat, Sertifikasi, Masjid Baiturrahman Simpang Lima)