Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya kesulitan peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 18 Semarang dalam belajar geometri. Hal tersebut dibuktikan dengan peserta didik yang dapat menyebutkan nama bangun ruang tapi belum bisa menyebutkan ciri-ciri atau sifat-sifatnya, belum mampu memvisualisasikan bangun ruang serta memandang bangun ruang dari arah yang berbeda. Berdasarkan sudut pandang psikologi, geometri merupakan penyajian abstraksi dari pengalaman visual dan spasial, misalnya bidang, pola, pengukuran dan pemetaan. Oleh karena itu jelas bahwa kemampuan spasial sangat berperan penting dalam pembelajaran tentang geometri.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh kemampuan spasial matematis terhadap kemampuan berpikir geometri pada kelas IX di SMP Negeri 18 Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IX yang berjumlah 257 peserta didik, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah berjumlah 159 peserta didik yang diambil menggunakan teknik cluster random sampling. Data penelitian dikumpulkan menggunakan metode tes, yaitu tes kemampuan spasial matematis dan tes kemampuan berpikir geometri.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi bx=0,014019 menunjukkan bahwa dengan bertambahnya kemampuan spasial matematis sebesar 1 poin, maka menyebabkan bertambahnya kemampuan berpikir geometri sebesar 0,01409. Nilai koefisien korelasi sebesar r=0,913 dimana berdasarkan tabel Guildford Empirical Rules keeratan hubungannya berada pada tingkat sangat kuat. Sementara nilai koefisien determinasinya sebesar r2=0,83505 yang berarti kemampuan spasial matematis berpengaruh terhadap kemampuan berpikir geometri sebesar 83,503% sementara sisanya sebesar 16,497% dipengaruhi oleh faktor lain yang belum diteliti.