Pada dasarnya, pembelaan diri adalah hak naluri setiap orang untuk melindungi dirinya, orang lain, dan kehormatan dari tindakan kriminal pihak lain. Yang bermaksud merusak atau merugikan secara melanggar undang-undang. Terdakwa yang melakukan tindakan ini atas nama Kasmito, penjaga kolam ikan di desa Pasir Kecamatan Mijen Kabupaten Demak, pada dasarnya di dahului adanya pencurian oleh korban. Akan tetapi perbuatan terdakwa justru dilaporkan dan divonis bersalah oleh Hakim ketika melakukan pembelaan diri karena telah terancam jiwanya akibat di serang terlebih dahulu oleh korban tersebut, serta diancam hukuman 1(satu) tahun 2 (dua) bulan penjara, karena terbukti melakukan tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan luka berat sesuai pada Pasal 351 ayat (2) KUHP yang mengatur pidana penjara maksimum yaitu pidana penjara 5 tahun. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merumuskan dua rumusan masalah yaitu: 1) Apa yang menjadi pertimbangan Hakim dalam putusan Pengadilan Negeri Demak No.183/Pid.B/2021/PN.Dmk tentang tindak pidana penganiayaan karena pembelaan diri. 2) Bagaimana analisis hukum pidana islam terhadap pertimbangan hukum dalam putusan Pengadilan Negeri Demak No.183/Pid.B/2021/PN.Dmk tentang tindak pidana penganiayaan karena pembelaan diri.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yuridis normative dan yuridis empiris. Sumber dan data yang digunakan adalah data primer, sekunder, dan tersier. Bentuk penyajian data yang digunakan adalah dengan penyajian deskriptif-kualitatif. Pengumpulan data melalui studi dokmentasi dalam hal ini adalah studi kepustakaan dan dengan wawancara(interview). Analisis data dengan menggunakan metode deskriptif. Dan pendekatan yang digunakan adalah dengan pendekatan kasus/putusan dan pendekatan lapangan berupa perolehan tambahan informasi serta opini penegak hukum terkait.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada putusan Pengadilan Negeri Demak No.183/Pid.B/2021/PN.Dmk, perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa atas nama Kasmito dalam melakukan pembelaan diri justru dinilai telah melakukan tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan luka berat oleh Majelis Hakim dengan hukuman penjara 1 tahun 2 bulan. Kemudian dalam hukum islam perbuatan terdakwa termasuk dalam jarimah qisas dan harus mempertanggungjawabkan atas perbuatannya tersebut.