Analisis batas ta’zir ta’dibi orang tua terhadap anak kandung dalam hukum pidana Islam
Sinta Raflis, Afitania (2024) Analisis batas ta’zir ta’dibi orang tua terhadap anak kandung dalam hukum pidana Islam. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
2002026024_Afitania_Lengkap Tugas Akhir - 6024 Afitania Sinta Raflis.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (2MB)
Abstract
Tercatat sejak 2019 hingga 2023 berdasarkan data oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Indonesia berada pada posisi darurat kekerasan terhadap anak. Jumlah pelanggaran hak anak sebanyak 21.689.987. Fenomena menganiaya anak dengan tujuan memberikan efek jera masih dinormalisasikan dan dianggap efektif di kalangan masyarakat kita. Dengan data yang sama menunjukkan terdapat 7.583 orang jumlah pelaku kekerasan terhadap anak yang dilakukan orang tua sebanyak 21 persen. Maka ada perlu rekonstruksi pola asuh pemberian sanksi dari orang tua terhadap anak dan disini letak perlu adanya pemberlakuan ta’zi>r ta‟dibi. Ta’zi>r ta‟dibi berguna memberikan pandangan baru mengenai hukuman yang bersifat mendidik sebelum kasus-kasus tersebut masuk ke pengadilan. Penelitian ini menganalisis pandangan hukum pidana islam mengenai kasus-kasus ta’zi>r ta‟dibi yang kemudian diolah menggunakan teori batas milik Muhammad Syahrur.
Penelitian ini bersifat kulitatif jenisnya hukum yuridis normatif dengan data bersumber dari kepustakaan atau library research. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan teori batas, teori hukum pidana islam, teori hukum positif, kemudian data-data tersebut disajikan dengan metode deskriptif analitik.
Penelitian ini menemukan dua temuan. Pertama, dalam hukum pidana Islam ta’zi>r ta‟dibi menurut Andi Hamzah dan A. Simpanglipu bahwa salah satu penjatuhan pidana bertujuan untuk memperbaiki diri pelaku sebelum kembali ke masyarakat. Maka, ta’zi>r ta‟dibi ada untuk mencetuskan hukuman ta’zi>r yang bersifat mendidik guna perbaikan diri pelaku sebelum akhirnya terjun ke masyarakat kembali. Kedua, batas ta’zi>r ta‟dibi menurut perspektif teori batas adalah batas terendahnya (Ta’zi>r Ta‟dibi Al-Adna) dinasihati sedangkan batas tertingginya (Ta’zi>r Ta‟dibi Al-A‟laa) dipukul.
| Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | Hukuman; Ta’zir ta’dibi; Teori batas; Hukum pidana Islam; Orang tua; Anak |
| Subjects: | 300 Social sciences > 340 Law > 345 Criminal law |
| Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 74231 - Hukum Pidana Islam |
| Depositing User: | Wati Rimayanti |
| Date Deposited: | 30 Oct 2025 02:35 |
| Last Modified: | 30 Oct 2025 02:35 |
| URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/27725 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year
