Penelitian ini yang mengemukakan tentang pemikiran Saadoe’ddin tentang awal bulan kamariah. Saadoe’ddin Djambek dikenal sebagai Mujadid al-Hisab memiliki karya yang menarik untuk dikaji yakni pemikiran hisabnya dalam penentuan awal bulan kamariah. Hisab awal bulannya dengan data Almanak Nautika serta pengolahannya rumus spherical trigonemetry dan kaidah logaritma, pada masanya hisab ini menjadi rujukan Badan Hisab Rukyat diantara sekian kitab falak yang direkomendasikan, namun apakah pemikiran dan hisabnya masih sesuai dan sejalan pada masa ini. Begitupula mengenai bagaimana akurasi hisabnya. Apakah akurasinya masih dapat dianggap baik ataukah telah turun jauh dari rangkingnya terdahulu,
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka rumusan masalah skripsi ini sebagai berikut 1. Bagaimana algoritma hisab awal bulan kamariah Saadoe’ddin Djambek? dan Bagaimana akurasi hisab awal bulan kamariah Saadoe’ddin Djambek menurut astronomi modern?
Skripsi ini dikategorikan ke dalam jenis penelitian kualitatif dengan kajian penelitian yang bersifat library research (penelitian kepustakaan. Sumber data primernya diperoleh dari buku Hisab Awal Bulan karya Saadoe’ddin Djambek yang merupakan karya terakhirnya, sedangkan sumber data sekundernya yakni pustaka hisab rukyat, kajian fikih, serta astronomi berupa buku, karya ilmiah dan makalah yang berkaitan dengan judul ini. Data-data yang telah diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan metode descriptif analitic (analisis deskripsi), kemudian membandingkan hisabnya dengan metode hisab Ephemeris dengan metode analisis komparatif.
Hasil penelitiannya menunjukkan dua hal, pertama, Algoritma hisab Saadoe’ddin Djambek meliputi cara menghitung waktu terbenam Matahari, data-data Bulan, tinggi Bulan, dan seterusnya, Hisabnya tidak menawarkan perhitungan ijtimak sebagaimana kebanyakan hisab meskipun ia memang membahas tentang konsep ijtimak. Penyelesaian perhitungan dengan kaidah logaritma yang sebelumnya menggunakan tabel logaritma 4 desimal atau 5 desimal, saat ini dapat pula diterapkan pada kalkulator, sehingga perhitungan menjadi lebih mudah. Output data yang dihasilkan hanya sedikit dan rumusnya lebih ringkas dibandingkan hisab yang berkembang saat ini, karena rumus hisabnya menyesuaikan dengan kalkulator pada masanya yang masih sederhana. Kedua, Perbedaan hasil perhitungan awal bulan kamariah antara hisab Saadoe’ddin Djambek yang menggunakan data Almanak Nautika dengan sistem Ephemeris Win Hisab yakni dalam kisaran detik busur hingga 15’ dan selisih tertinggi mencapai 16’-21’ (menit busur) dalam tinggi bulan mar’i. Meskipun demikian, model hisab Djambek ini masih dapat dianggap akurat. Faktor pendukung keakuratannya yakni input data dari Almanak Nautika. Secara astronomi modern, hisab Saadoe’ddin Djambek disebutkan telah menggunakan perhitungan yang bersifat geosentrik dan telah memperhatikan fenomena toposentrik dengan memperhatikan faktor koreksi pada tinggi mar’i.